JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memnyebarkan penyebab Indonesia dijuluki negara berkembang padahal mempunyai kekayaan alam melimpah.
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Kementerian Invetasi/BKPM, Ahmad Idrus, mengatakan salah satu indikator sebuah negara dikatakan sebagai negara maju adalah dilihat dari rasio penduduk dengan pengusaha.
Sebuah negara disebut sebagai negara maju ketika memiliki minimal 14 persen pengusaha dari total penduduknya. Sementara saat ini, rasio pengusaha Indonesia masih rendah, yaitu sebesar 3 persen dari total penduduk.
"Malaysia baru 5 persen, Singapura 7 persen, kita dibawah itu, padahal kita punya sumber daya alam yang banyak," ujar Ahmad Idrus, dalam acara pemberiam NIB kepada pelaku UMKM di kota Cilegon, Kamis (15/9/2022).
Dengan kekayaan alam yang berlimpah, lanjutnya, Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk melahirkan banyak pengusaha yang menggarap sumber daya alam tersebut menjadi bisnis dan membuka lapangan kerja.
Namun masyarakat masih lebih memilih menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dibandingkan menjadi entrepreneur. Hal inilah yang menyebabkan rasio pengusaha dibandingkan total penduduk di Indonesia masih rendah.
Terkait dengan itu, BKPM giat melakukan pendampingan dan mempermudah pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk mendorong masyarakat yang ingin terjun menjadi pengusaha atau pebisnis.
"Jadi ini (pemberian NIB) kita jadikan gerakan nasional, mengajak warga negara untuk memilih profesi sebagai pengusaha, sebab kita baru 3 persen penduduk jadi pengusaha," kata Ahmad.
Dia mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah berusaha mengajak masyarakat untuk menjadi pengusaha, salah upaya yang dilakukan adalah pemberian NIB yang masif di banyak tempat.
Sebab dengan adanya NIB tersebut, para pelaku usaha bisa lebih mudah jika ingin melakukan ekspansi bisnis karena disebut mudah jika ingin mengakses permodalan ke perbankan.
"Dalam kajian itu pemerintah saat ini mencoba mengajak seluruh warga negara untuk mau berusaha, terutama di usaha mikro dan kecil, karena banyak saat oni anak selesai kuliah malah disuruh daftar jadi PNS," ungkap Ahmad.
Dia memaparkan, saat ini banyak pengusaha muda yang omzetnya justru lebih tinggi daripada gaji sebagai PNS. Banyak platform penjualan online juga membuat lebih mudah untuk melakukan usaha karena tidak butuh banyak mengeluarkan modal untuk sewa tempat.
"Dibeberapa tempat anak-anak mahasiswa sudah berpenghasilan hingga Rp50 juta, melalui UMK dan dipasarkan online, tanpa punya tempat, itu di solo ada," tutur Ahmad.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait