Ratusan Mahasiswa Geruduk DPRD Pandeglang, Tuntut Pemangkasan Tunjangan Wakil Rakyat

PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id – Puluhan mahasiswa dari Jaringan Mahasiswa Untuk Rakyat (Jamur) memadati halaman Gedung DPRD Pandeglang, Kamis (4/9/2025), untuk menuntut pengurangan tunjangan dan fasilitas mewah anggota dewan yang dianggap membebani anggaran daerah.
Koordinator aksi, Moh. Ilham, menyatakan, mahasiswa hadir untuk mengingatkan wakil rakyat agar lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat. “Kita tidak bisa membiarkan wakil rakyat hidup mewah, sementara rakyat masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar,” kata Ilham di tengah aksi.
Dalam orasinya, mahasiswa menyoroti berbagai tunjangan anggota DPRD Pandeglang berdasarkan Perbup Nomor 41 Tahun 2017, mulai dari tunjangan transportasi Rp11,8 juta per bulan, tunjangan komunikasi Rp10,5 juta, hingga dana operasional Rp8,4 juta untuk Ketua DPRD dan Rp4,2 juta untuk Wakil Ketua. Selain itu, anggota DPRD juga menerima tunjangan reses sebesar Rp10,5 juta setiap kali kegiatan, serta tunjangan perumahan yang mencapai Rp12 juta untuk Ketua DPRD.
Aksi berlangsung tegang ketika mahasiswa mencoba masuk ke halaman gedung DPRD. Mereka menurunkan delapan bendera partai dan menggantinya dengan bendera organisasi mereka, serta membakar ban bekas sebagai simbol protes terhadap kebijakan dewan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Salah satu peserta aksi, Hatta, menegaskan bahwa kinerja DPRD Pandeglang tidak sebanding dengan besarnya tunjangan yang diterima. "Anggaran publik semestinya dialokasikan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kemewahan pribadi wakil rakyat,” tegasnya.
Mahasiswa menyampaikan empat tuntutan utama:
1. Mengevaluasi dan memangkas tunjangan serta fasilitas anggota DPRD yang dinilai terlalu besar.
2. Menghentikan perjalanan dinas keluar kota yang tidak produktif.
3. Mengawasi dan menindak kebijakan daerah yang merugikan rakyat.
4. Mendesak DPRD menggelar sidang istimewa untuk revisi Perda terkait tunjangan dan perjalanan dinas.
Meski sempat memanas, situasi akhirnya berangsur aman dengan pengamanan ketat aparat kepolisian. Mahasiswa tetap bertahan di halaman gedung hingga sore hari untuk melanjutkan orasi dan menyuarakan tuntutan mereka.
Editor : Iskandar Nasution