Janji Tinggal Janji! Warga Lebak Tandu Jenazah karena Jalan Tak Pernah Diperbaiki

LEBAK, iNewsPandeglang.id – Video memilukan kembali menggugah hati netizen. Seorang warga Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam, Lebak, Banten, harus ditandu sejauh 2 kilometer oleh warga karena ambulans tak bisa menembus jalan rusak parah. Peristiwa ini terjadi malam hari, saat jenazah Satariah (65), warga Kampung Pasir Gebang, hendak dibawa pulang ke rumah duka.
Tak ada lampu jalan. Tak ada aspal. Yang ada hanya lumpur, gelap, dan haru. Warga bahu membahu menandu jenazah dengan bambu dan sarung seadanya. Semua ini terjadi bukan sekali dua kali. Tapi bertahun-tahun lamanya warga hidup di bawah janji-janji kosong dari para pejabat dan politisi.
“Setiap hujan, jalan ini berubah jadi kubangan lumpur. Ambulans mana yang bisa lewat? Kami sudah capek berharap. Setiap pemilihan datang, kami hanya diberi harapan palsu,” kata Juli, warga setempat.
Jalan Penghubung 3 Desa Tak Kunjung Diperbaiki
Jalan tersebut sebenarnya bukan sembarang jalan. Sekretaris Desa Cisarap, Enot Saepudin, menyebut bahwa ruas sepanjang 1,8 km ini menghubungkan tiga desa penting, Cipedang, Cisarap, dan Parungpanjang. Ia membenarkan bahwa jalan itu sudah beberapa kali mendapat pengerasan, tapi hanya sebagian, dan tidak menyelesaikan masalah secara menyeluruh.
“Kami sudah ajukan dalam musyawarah desa untuk dikerjakan lewat dana desa tahun 2025 ini. Tapi anggaran terbatas, dan banyak jalan lain yang lebih parah,” ujarnya, Senin (5/5/2025).
Menurut Enot, program pembangunan jalan ini pernah masuk dalam program Segitiga Emas pada masa Camat dulu yakni Cece Saputra. Sayangnya, hingga kini belum juga terealisasi penuh.
Komentar Mahasiswa: Di Mana Negara Saat Rakyat Menderita?
Revu Rijali, mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Taktis Demokratis Wanasalam (Mata Dewa), menyampaikan kritik tajam atas kondisi jalan tersebut.
“Ini merupakan jalan yang menjadi akses utama masyarakat. Tetapi, sudah bertahun-tahun kondisinya sangat memprihatinkan. Sehingga, menyebabkan masyarakat harus ditandu ketika meninggal,” kata Revu.
Ia berharap pemerintah hadir dan benar-benar serius memperhatikan kebutuhan dasar warga.
“Kami berharap kepada pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, hingga pemerintah Provinsi Banten, untuk segera membangun jalan yang menopang aktivitas masyarakat sehari-hari. Agar masyarakat bisa merasakan keadilan dan hadirnya negara dalam kehidupan mereka,” ujarnya.
Yang membuat warga makin kecewa, setiap musim pemilihan tiba, para caleg dan kader partai datang menjanjikan bantuan. Bahkan disebut-sebut ada yang sempat menjanjikan bantuan batu dari salah satu partai besar. Tapi semua hanya berhenti di janji.
“Waktu itu katanya mau dikasih batu dari partai sebelum pemilihan. Tapi ya gitu, cuma janji. Habis pemilu, hilang semua,” ujar Enot.
Warga dan pemerintah desa kini berharap, peristiwa memilukan ini bisa menjadi tamparan keras bagi pemerintah kabupaten maupun provinsi.
“Kami di desa bukan tak peduli, tapi anggaran kami terbatas. Kami mohon ini bisa menjadi perhatian serius dari atas,” tutur Enot.
Editor : Iskandar Nasution