Harga Emas Perhiasan Melonjak Tajam, Catat Rekor Tertinggi Sejak 2020

JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Harga emas perhiasan mengalami lonjakan signifikan pada April 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada komoditas ini mencapai 10,52 persen secara bulanan, angka tertinggi sejak lonjakan serupa pada September 2020.
Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, menjelaskan bahwa kenaikan harga emas bulan lalu sangat mencolok dibandingkan komoditas lain.
"Ini adalah kenaikan tertinggi dalam empat tahun terakhir. Sebelumnya, angka tertinggi tercatat pada Agustus 2020 dengan inflasi emas mencapai 10,75 persen," ungkap Pudji dalam konferensi pers, Jumat (2/5/2025).
Secara keseluruhan, inflasi bulanan pada April 2025 tercatat sebesar 1,17 persen dibanding Maret 2025. Sementara itu, secara tahunan inflasi mencapai 1,95 persen, dan dari awal tahun hingga April 2025 (year-to-date), angka inflasi tercatat 1,56 persen.
BPS menyebutkan bahwa kelompok pengeluaran yang paling mendorong inflasi adalah sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang mengalami inflasi sebesar 6,60 persen dan menyumbang andil inflasi sebesar 0,98 persen. Kenaikan tarif listrik menjadi pemicu utama dengan kontribusi 0,97 persen terhadap inflasi.
Selain emas perhiasan, komoditas seperti kopi bubuk, minyak goreng, nasi lauk, dan biaya sewa rumah turut memberikan andil terhadap inflasi. Emas sendiri berkontribusi sebesar 0,16 persen terhadap total inflasi bulan April.
Komoditas pangan seperti bawang merah (0,06 persen), cabai merah (0,04 persen), dan tomat (0,03 persen) juga ikut mendorong kenaikan harga.
Namun, beberapa komoditas berhasil menahan laju inflasi dengan memberikan andil deflasi, seperti cabai rawit (-0,08 persen), daging ayam ras (-0,06 persen), dan telur ayam ras (-0,04 persen).
Editor : Iskandar Nasution