Panik! Kebakaran Hutan Hebat Landa Israel, Ribuan Warga Dievakuasi

TEL AVIV, iNewsPandeglang.id – Israel tengah dilanda kebakaran hutan dahsyat yang memaksa ribuan warga untuk dievakuasi dari berbagai kota pada Rabu (23/4/2025). Kebakaran ini dipicu oleh suhu panas ekstrem yang disertai angin kencang, menyebar cepat dan mengancam permukiman warga.

Wilayah yang terdampak paling parah meliputi Kota Eshtaol, Beit Meir, dan Mesilat Zion di kawasan Beit Shemesh. Rekaman video yang viral di media sosial menunjukkan kepanikan warga yang berjalan di jalan raya, dikelilingi asap pekat di dekat Kota Rehovot.

Polisi setempat menutup Rute 38, jalur vital yang menghubungkan wilayah tengah Israel dengan Yerusalem. Api dilaporkan berasal dari area dekat Moshav Tarum dan menyebar dengan cepat karena cuaca ekstrem.

Menurut laporan Channel 12, tiga petugas pemadam kebakaran mengalami luka-luka saat berupaya memadamkan api di perbukitan Yerusalem. Sebanyak 11 pesawat pemadam dan lebih dari 100 personel telah dikerahkan oleh Otoritas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel untuk menanggulangi kebakaran yang terus meluas.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu langsung meninjau pusat komando pemadam kebakaran di Eshtaol. Ia didampingi Kepala Kepolisian Israel, Daniel Levy. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir juga ikut dalam pengarahan meski sedang berada di Amerika Serikat.

Netanyahu memerintahkan penggunaan pesawat pemadam jenis Super Hercules, atau Shimshon, untuk membantu pemadaman antara Yerusalem dan Tel Aviv. Ia juga mengisyaratkan akan meminta bantuan dari negara sahabat, seperti Yunani, jika situasi semakin memburuk.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Israel telah mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca ekstrem pada Selasa dan Rabu. Suhu panas yang diperkirakan bisa memecahkan rekor disebut menjadi faktor utama meningkatnya risiko kebakaran hutan.

Dalam pengarahan darurat, Kepala Polisi Daniel Levy meminta timnya untuk mengerahkan operasi pemadaman malam hari, mengamankan jalan raya, serta melindungi kota-kota yang terancam.

Editor : Iskandar Nasution