get app
inews
Aa Text
Read Next : Jembatan Penghubung Pandeglang-Serang Terputus Akibat Banjir, Bupati Dewi Langsung Cek Lokasi

Labuan dan Jiput Dikepung Banjir: Ratusan KK Mengungsi!

Jum'at, 07 Maret 2025 | 16:26 WIB
header img
Tim BPBD evakuasi warga terdampak banjir di Labuan menggunakan perahu karet. Anak-anak dan lansia menjadi prioritas penyelamatan. (Foto : Iskandar Nasution)

PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id Banjir melanda Kecamatan Labuan dan Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Jumat (7/3/2025). Ratusan Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir, sebagian terpaksa mengungsi sementara lainnya memilih bertahan di rumah masing-masing.

Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kabupaten Pandeglang, banjir merendam beberapa desa di dua kecamatan tersebut:

Kecamatan Labuan:

  • Kp Cipunten Agung, Desa Teluk: 70 KK
  • Komplek BTN Sentul, Desa Teluk: 220 KK
  • Kp Sukawi dan Kp Kadu Gareng, Desa Kalanganyar: 30 KK
  • Perumahan Bumi Caringin, Desa Caringin: 100 KK


Kecamatan Jiput:

  • Desa Jiput: 60 KK
  • Desa Banyuresmi: 20 KK
  • Desa Citaman: 2 KK
  • Desa Sampang Bitung: 20 KK

Sebelumnya, banjir dipicu hujan deras dan angin kencang sejak Kamis malam (6/3/2025). Luapan Sungai Cipunten Agung memperparah kondisi di Kecamatan Labuan, dengan tinggi air mencapai pinggang orang dewasa. Aktivitas warga lumpuh total, terutama di Perumahan Cipunten Agung, Desa Teluk.

Air mulai masuk ke rumah-rumah sekitar pukul 3 pagi, menyebabkan kepanikan, terutama bagi warga yang tengah bersiap makan sahur. "Airnya deras sekali, kami panik. Sahur jadi nggak tenang, akhirnya banyak yang nggak bisa makan sama sekali," ungkap Tri Kuswanti, salah seorang warga.

Situasi memprihatinkan mendorong warga membuat bunker darurat di dalam rumah untuk melindungi anak-anak dan barang berharga. "Anak-anak dan barang-barang penting ditempatkan di dalam bunker agar tetap aman," kata Ki Sunda, relawan Kampung Siaga Bencana.

BPBD Kabupaten Pandeglang langsung menerjunkan tim penyelamat dengan perahu karet untuk mengevakuasi warga, terutama anak-anak dan lansia.

Sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat, tetapi masih banyak yang bertahan dengan memanfaatkan bunker darurat. Ketinggian air di Desa Teluk mencapai 40-80 cm, membuat akses keluar masuk wilayah tersebut sulit.

Masyarakat juga mendesak pemerintah membangun tanggul penahan banjir di sepanjang Sungai Cipunten Agung dan melakukan pengerukan sungai yang sudah dangkal. "Setiap kali hujan deras, sungainya pasti meluap. Butuh pengerukan supaya airnya tidak masuk ke rumah lagi," tutur Tri Kuswanti.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut