get app
inews
Aa Text
Read Next : Hujan Deras Guyur Cilegon, Sejumlah Jalan Terendam, Banyak Kendaraan Terjebak Banjir

Mengenal Hipotermia, Pembunuh Diam-diam di Puncak Carstensz Papua yang Merenggut Nyawa Pendaki!

Senin, 03 Maret 2025 | 00:22 WIB
header img
Keindahan Puncak Carstensz yang mempesona, namun cuaca ekstrem dan tantangan berat menjadi ujian bagi para pendaki yang berani menaklukkan puncaknya. (Foto : shutterstock.com/Arfani Mujib)

JAKARTA, iNewsPandeglang.id Pendakian gunung selalu penuh tantangan, apalagi di tempat ekstrem seperti Puncak Carstensz di Papua. Cuaca yang tidak terduga membuat pendakian di lokasi ini sangat berisiko bagi para pendaki yang tidak siap secara fisik dan mental. Salah satu ancaman paling mematikan dalam kondisi ekstrem seperti ini adalah hipotermia.

Pada Sabtu, 1 Maret 2025, tragedi menghantam pendakian di Puncak Carstensz. Indira Alaika, salah satu korban selamat, mengungkapkan bahwa pendakian ini diikuti oleh lima pendaki asal Indonesia. Tiga orang berhasil selamat, sementara dua lainnya, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono, meninggal dunia akibat hipotermia.

“Keduanya meninggal dunia akibat cuaca ekstrem yang sangat buruk, dengan hujan salju, hujan deras, dan angin kencang, yang menyebabkan mereka mengalami hipotermia,” kata Indira dalam unggahan Instagram, dikutip pada Minggu (2/3/2025).

Apa Itu Hipotermia?

Hipotermia adalah kondisi medis yang terjadi ketika suhu tubuh manusia turun di bawah 35°C akibat paparan dingin ekstrem. Dalam kondisi ini, tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada yang bisa diproduksi, yang mengganggu fungsi organ vital. Jika tidak segera ditangani, hipotermia bisa menyebabkan kegagalan organ dan bahkan kematian.

Pada 1  Maret 2025, dua pendaki, Elsa dan Lilie, terjebak dalam hujan salju, angin kencang, dan hujan deras saat turun dari puncak. Kondisi cuaca ekstrem ini membuat suhu tubuh mereka turun dengan cepat, memicu hipotermia fatal yang merenggut nyawa mereka.

Gejala Hipotermia yang Perlu Diwaspadai

Gejala hipotermia dapat muncul secara perlahan. Para pendaki harus sangat waspada terhadap tanda-tanda awalnya, antara lain:

  • Gemetar hebat – Tanda awal tubuh berusaha menghasilkan panas untuk mengatasi suhu rendah.
  • Kebingungan dan kelelahan – Fungsi otak terganggu akibat penurunan suhu tubuh.
  • Kulit pucat dan dingin – Aliran darah ke organ vital berkurang.
  • Koordinasi tubuh terganggu – Kesulitan bergerak atau berjalan dengan normal.

Untuk mencegah hipotermia saat mendaki di gunung, seperti Puncak Carstensz, para pendaki harus selalu memperhatikan kondisi cuaca dan membawa peralatan yang memadai, seperti pakaian hangat dan perlindungan dari hujan atau salju. Selain itu, mengenali gejala awal hipotermia dan mengetahui cara pertolongan pertama sangat penting untuk menyelamatkan nyawa.

Penting: Jika menemukan orang dengan gejala hipotermia, segera cari tempat yang lebih hangat, berikan pakaian kering, dan cari bantuan medis. Selalu pastikan untuk memantau kondisi cuaca, serta lengkapi diri dengan pengetahuan tentang pertolongan pertama agar keselamatan tetap terjaga.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut