Dulu Ditolak, Kini Skandal! Akuisisi Kapal Tua ASDP yang Rugikan Negara Rp900 Miliar

JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Bayangkan, sebuah keputusan bisnis yang awalnya dianggap merugikan justru diubah tanpa alasan yang jelas. Hasilnya? Negara mengalami kerugian hampir Rp900 miliar akibat skandal akuisisi kapal tua yang kini menjadi sorotan publik.
Kasus ini menyeret tiga mantan petinggi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), perusahaan BUMN yang bertanggung jawab atas layanan penyeberangan di Indonesia. Mereka adalah:
Ira Puspadewi (mantan Direktur Utama), Harry Muhammad Adhi Caksono (mantan Direktur Perencanaan dan Pengembangan), Muhammad Yusuf Hadi (mantan Direktur Komersial dan Pelayanan).
Ketiganya telah resmi ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga terlibat dalam akuisisi yang penuh kejanggalan ini.
Kasus ini bermula pada 2014, ketika ASDP mendapat tawaran akuisisi dari PT Jembatan Nusantara. Saat itu, tawaran ini ditolak mentah-mentah karena kapal-kapal yang ditawarkan sudah tua dan tidak layak beroperasi.
Namun, empat tahun kemudian, tepatnya pada 2018, direksi baru ASDP justru menyetujui akuisisi yang sebelumnya dianggap tidak menguntungkan. Keputusan ini memicu tanda tanya besar.
Kenapa sesuatu yang dulu dianggap merugikan tiba-tiba disetujui? Apakah ada kepentingan tertentu di balik keputusan ini?
KPK menduga akuisisi ini dilakukan dengan cara yang tidak transparan dan menyimpang dari prosedur internal perusahaan. "Dari total uang Rp1,2 triliun yang dikeluarkan untuk akuisisi tersebut, ada kurang lebih Rp900 miliar yang los atau hilang, ujar Plh Direktur Penyidikan KPK, Budi Sokmo Wibowo, dalam tayangan iNewsFlash.
Masyarakat, khususnya di Banten, yang selama ini bergantung pada layanan penyeberangan Merak–Bakauheni, Merak merasa kecewa dan kaget
dengan skandal ini.
"Saya benar-benar nggak menyangka. Selama ini kita pikir uang tiket digunakan untuk perbaikan kapal dan layanan, ternyata malah dikorupsi. Sangat mengecewakan!," ujar warga Serang baru-baru ini.
"Kaget banget dengar kabar ini. ASDP kan perusahaan besar, kok bisa terjadi korupsi sebesar ini? Seharusnya pengelolaan dana lebih transparan," ujar salah seorang pengguna jasa penyeberangan Merak–Bakauheni.
"Selama ini kita percaya layanan ASDP akan semakin baik, tapi malah terungkap ada skandal seperti ini. Kecewa banget!," kata warga Cilegon, Minggu (23/2/2025).
Kasus ini bukan hanya soal korupsi, tetapi juga berdampak langsung pada rakyat. ASDP melayani jutaan penumpang setiap tahun, dan jika benar ada kebocoran anggaran sebesar ini, dampaknya bisa fatal.
- Harga tiket bisa naik karena anggaran habis untuk skandal ini.
- Perawatan kapal terbengkalai, membuat penyeberangan menjadi tidak nyaman dan berisiko.
- Fasilitas memburuk, sementara uang rakyat justru menguap tanpa kejelasan.
Masyarakat berharap kasus ini diusut tuntas dan uang negara bisa diselamatkan. Skandal ini tak boleh dibiarkan begitu saja!
Editor : Iskandar Nasution