PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten, sejak awal Desember 2024 memaksa ratusan nelayan di Kecamatan Labuan berhenti melaut. Akibatnya, tempat pelelangan ikan (TPI) di kawasan tersebut sepi aktivitas, dan para nelayan terpaksa meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Di Kampung Teluk, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, ratusan kapal nelayan tampak bersandar di Sungai Cipunten Agung. Kapal-kapal tersebut tidak melaut karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Beberapa nelayan terlihat menghabiskan waktu dengan menjahit jaring ikan atau memperbaiki mesin kapal mereka.
Mukli, salah satu nelayan setempat, mengaku bahwa ia sudah tidak melaut selama satu pekan akibat cuaca buruk. “Kami hanya bisa menjahit jaring dan memperbaiki alat tangkap. Untuk makan sehari-hari, terpaksa pinjam uang ke tetangga atau bank keliling,” ungkapnya, Selasa (10/12/2024).
Senada dengan Mukli, Heri, nelayan lainnya, juga menghadapi kondisi serupa. Ia menjelaskan bahwa ketidakpastian cuaca membuatnya tidak berani melaut. “Sudah sejak awal Desember kami tidak melaut. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, saya harus meminjam uang,” katanya.
Tidak hanya para nelayan, dampak cuaca buruk ini juga dirasakan oleh para pedagang ikan di TPI. Tanpa suplai ikan dari nelayan, aktivitas di tempat pelelangan menjadi lumpuh. Hal ini memperparah kondisi ekonomi nelayan yang sangat bergantung pada hasil tangkapan mereka.
Para nelayan berharap pemerintah daerah segera memberikan perhatian terhadap kondisi mereka. Bantuan berupa kebutuhan pokok atau dukungan keuangan sangat dibutuhkan untuk membantu mereka bertahan di tengah cuaca ekstrem ini.
“Kami hanya berharap ada bantuan dari pemerintah. Kalau tidak ada, entah bagaimana kami bisa bertahan,” tambah Mukli.
Cuaca buruk di wilayah Pandeglang ini diperkirakan masih akan berlangsung beberapa hari ke depan. Para nelayan dihimbau untuk tetap berhati-hati dan tidak memaksakan diri melaut demi keselamatan mereka.
Editor : Iskandar Nasution