PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Di tengah kesulitan ekonomi yang melanda masyarakat, tiga siswa SDIT IC MA di Pandeglang, Banten, terpaksa dipulangkan paksa oleh pihak sekolah karena orangtua mereka belum membayar tunggakan sumbangan pendidikan. Kejadian ini viral dan menggugah rasa empati publik terhadap nasib anak-anak yang dikenal sebagai murid berprestasi ini.
Ketiga murid, yang orangtuanya bekerja sebagai buruh, hanya bisa merasakan kepedihan saat mereka dipulangkan saat jam pelajaran berlangsung. Ketiga siswa ini dijemput menggunakan mobil operasional sekolah dan diantar kembali ke rumah mereka di Menes, Banten.
Mereka tidak dipulangkan karena berbuat nakal; sebaliknya, mereka dikenal sebagai murid berprestasi. Sekolah mengambil langkah ini karena orangtua mereka belum melunasi total tunggakan sumbangan biaya pendidikan dan SPP sebesar Rp42 juta. Anak tertua, yang kini duduk di kelas 6 SD, terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan ke SMP karena tidak dapat mengikuti ujian nasional.
Defi Fitriani, salah satu orangtua siswa, tak dapat menahan air mata saat diwawancara mengenai pemulangan paksa anaknya dari SDIT IC MA. Rasa sedih dan hancur menyelimuti hati orangtua yang berjuang demi pendidikan anak. Foto Tangkapan Layar RCTI
Orangtua merasa tindakan sekolah tersebut sangat sewenang-wenang. "Saya merasa sangat sedih dan hancur saat anak-anak dipulangkan secara paksa. Anak-anak pun menangis setelah guru-gurunya pulang mengantarkan mereka. Bahkan, guru yang mengantar juga ikut nangis, dan mereka bertanya kapan bisa sekolah lagi," ungkap Defi Fitriani, salah satu orangtua, dengan berurai air mata dalam tayangan RCTI, Jumat (25/10/2024).
Editor : Iskandar Nasution