CILEGON, iNewsPandeglang.id – Sebuah aksi demonstrasi yang tak biasa terjadi di Cilegon viral di media sosial. Seorang aktivis bernama Romeo terekam sedang menghancurkan mobilnya sendiri dengan memecahkan kaca dan mencorat-coret bodi mobil menggunakan cat semprot.
Aksi yang terjadi di depan sebuah pabrik di daerah Merak, Cilegon, pada Kamis (10/10/2024) sore. Aksi gila Romeo ini diduga disebabkan oleh kekecewaan Romeo terhadap sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang dianggapnya membela kepentingan industri di kota baja tersebut.
Dalam video yang beredar, terlihat Romeo memecahkan kaca mobil berwarna putihnya dan mencorat-coret dengan cat berwarna hijau. Salah satu coretan di bodi mobilnya mengekspresikan kekecewaannya terhadap "oknum ormas penghamba pabrik". Hingga kini, belum diketahui secara pasti ormas mana yang ia maksud.
Setelah melakukan aksinya, Romeo langsung diamankan oleh aparat kepolisian untuk menghindari keributan lebih lanjut. Keberadaan mobil yang terparkir di tengah jalan juga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas di sekitar lokasi.
“Ketika aksi itu berlangsung, warga di sekitar merasa cemas. Terlebih, pelaku membawa palu dan gagang cangkul yang digunakannya untuk merusak kaca mobil,” ungkap Neni, salah satu warga setempat.
Ia menambahkan bahwa masyarakat tidak merasa keberatan dengan adanya industri di daerah mereka, namun meminta agar saat ada demonstrasi, jangan mencemarkan nama baik warga yang mendukung industri.
Belum ada informasi resmi mengenai motif dan alasan pasti dari aksi merusak mobil tersebut. Namun, tersiar kabar bahwa sebelumnya mobil Romeo sempat diserang oleh beberapa oknum ormas yang membuat kaca mobil depannya pecah. Saat ini, Romeo masih berada di Mapolres Cilegon untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebelumnya, Romeo berencana menggelar aksi unjuk rasa dengan massa yang berjumlah sekitar 500 orang, namun pada kenyataannya hanya 10 orang yang hadir dalam aksi tersebut. Aksi ini menunjukkan ketegangan antara aktivis, masyarakat, dan ormas yang berkaitan dengan industri di Cilegon, serta mengundang perhatian luas mengenai cara-cara baru dalam menyampaikan protes yang lebih konstruktif.
Editor : Iskandar Nasution