Polemik Ruang Kelas Disegel Belum Usai, Siswa Masih Terpaksa Belajar di Luar, Ini Penyebabnya

PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id -  Pendidikan di SD Negeri Senangsari di Pagelaran, Pandeglang, Banten, masih diwarnai oleh polemik meskipun segel yang membatasi akses ke sekolah telah dibuka oleh alumni. Siswa-siswa yang seharusnya kembali ke ruang kelas justru masih terpaksa belajar di luar atau 'nebeng' di kelas lain.

Situasi ini berawal dari penyegelan yang terjadi akibat permasalahan antara pihak sekolah dan ahli waris yang merasa tidak ada komunikasi yang jelas terkait penggunaan ruang kelas baru. Doni Agi Kuswandi, perwakilan ahli waris, menyatakan.

Baca Juga

Aksi Heroik Alumni SD Senangsari: Bongkar Segel Kelas yang Bikin Murid Terpaksa Belajar di Luar

“Sebagai pihak yang mewakili ahli waris, kami sudah mewakafkan dua ruang kelas untuk proses belajar-mengajar di SDN Senangsari. Namun, kami merasa tidak mendapatkan informasi yang cukup terkait izin dan pemberitahuan sebelum pembukaan ruang kelas baru" ucapnya saat ditemui pada Kamis (3/10/2024).

Meskipun alumni telah membuka segel, guru kelas 6, Ucu, mengungkapkan bahwa keputusan untuk menempati ruang kelas baru masih menunggu persetujuan dari kepala sekolah dan pihak pengelola.

“Kami ingin menunggu dari pihak pengelola dulu, boleh atau tidak, karena yang mengusahakan ini adalah pihak alumni,” kata Ucu.

Baca Juga

Bak Superhero! Alumni Bongkar Segel Sekolah SD di Pandeglang, Siswa Bersuka Cita

Keterlambatan penyelesaian masalah ini berdampak pada proses belajar siswa yang kini tidak bisa berlangsung dengan nyaman. Ucu menambahkan.

“Harapan kami semua, Dewan Guru dan pihak sekolah, mudah-mudahan masalah ini cepat terselesaikan dan siswa-siswa di kelas enam ini bisa kembali ke ruangan belajarnya," kata Ucu.

Tanpa penyelesaian yang jelas, kondisi ini membuat suasana belajar menjadi tidak kondusif dan mengganggu aktivitas pendidikan anak-anak di SD Senangsari. Polemik di SD Negeri Senangsari belum berakhir meskipun segel sudah dibuka. Tanpa solusi yang jelas, siswa tetap terpaksa belajar di ruang lain.

Editor : Iskandar Nasution