JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Sosok Husein Mutahar, pencipta Lagu Hari Merdeka akan kami ulas dalam artikel kali ini untuk diketahui. Husein Mutahar, atau Habib Muhammad Husein bin Salim al-Mutahar, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia.
Husein Mutahar, tidak hanya berperan dalam perjuangan kemerdekaan tetapi juga berkontribusi besar dalam bidang seni dan pendidikan. Mengutip iNews.id yang melansir laman jabarprov, berikut ulasannya:
Keturunan Rasulullah SAW
Husein Mutahar lahir pada 5 Agustus 1916 di Semarang, Jawa Tengah, dari keluarga yang memiliki garis keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Latar belakang keluarganya yang religius dan terpandang menjadikannya seorang tokoh dengan pemahaman agama yang kuat dan semangat nasionalisme yang tinggi.
Perjuangan Kemerdekaan
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Mutahar terlibat aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Salah satu momen penting adalah ketika ia menyelamatkan bendera pusaka Merah Putih saat Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947.
Atas perintah Presiden Sukarno, Mutahar memisahkan bendera tersebut menjadi dua bagian, merah dan putih, untuk diselamatkan. Tindakannya ini memastikan bendera pusaka tetap dapat dikibarkan pada peringatan Hari Kemerdekaan tahun berikutnya seperti dikutip dari ditsmp.kemendikbud.go.id.
Bapak Paskibraka
Husein Mutahar juga dikenal sebagai pendiri Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), sebuah tradisi yang dimulai sejak tahun 1946. Ia adalah sosok yang merancang format upacara pengibaran bendera yang melibatkan para pelajar sebagai simbol semangat dan patriotisme generasi muda Indonesia.
Kontribusi di Bidang Musik
Selain perannya sebagai pejuang, Husein Mutahar juga dikenal sebagai komponis yang menciptakan beberapa lagu kebangsaan yang sangat populer di Indonesia. Salah satu lagu ciptaannya yang paling terkenal adalah "Hari Merdeka", yang sering dinyanyikan dalam setiap upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Lagu ini menggambarkan semangat kemerdekaan dan kebanggaan sebagai bangsa yang merdeka.
Selain "Hari Merdeka", Mutahar juga menciptakan "Hymne Syukur", lagu yang sering dinyanyikan dalam berbagai acara resmi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas kemerdekaan dan berkah yang diberikan kepada bangsa Indonesia.
Warisan dan Pengaruh
Husein Mutahar meninggal dunia pada 9 Juni 2004 di Jakarta pada usia 88 tahun. Ia dimakamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Warisannya tidak hanya dalam bentuk lagu-lagu kebangsaan yang terus dinyanyikan, tetapi juga dalam tradisi Paskibraka yang menjadi bagian penting dari peringatan Hari Kemerdekaan setiap tahunnya.
Mutahar adalah contoh nyata dari seorang pejuang, seniman, dan pemimpin yang mengabdikan hidupnya untuk Indonesia. Dengan latar belakang keturunan Rasulullah SAW, ia menjadi panutan yang menunjukkan bahwa cinta tanah air dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk pengabdian, baik dalam perjuangan fisik, seni, maupun pendidikan.
Editor : Iskandar Nasution