PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Perlombaan layang-layang tradisional jenis Peteng menjadi hiburan bagi warga di Desa Ciputri, Kecamatan Kaduhejo, Pandeglang, Banten. Sebanyak 40 peserta meramaikan lomba acara tersebut, Rabu (3/10/2023).
Orang tua hingga anak-anak tampak antusias menikmati perlombaan layang-layang peteng yang digelar di lapangan terbuka agar tidak mengganggu aktivitas warga. Layang-layang Peteng sendiri adalah layangan tradisional merupakan tradisi yang sudah ada sejak dahulu.
Perlombaan layang-layang tradisional jenis Peteng menjadi hiburan bagi warga di Desa Ciputri, Kecamatan Kaduhejo, Pandeglang, Banten. Foto Iskandar Nasution
Biasanya layangan ini memiliki senar yang akan bersuara saat di tiup angin saat mengudara. Lantas, seperti apa kategori yang memenangkan lomba itu?
Di saat puluhan benang layang-layang diikat menjadi satu, bagi layangan yang tidak stabil dan jatuh ke tanah akan dianggap kalah. Sementara yang bertahan paling lama di udara akan menjadi pemenangnya.
Pada musim kemarau seperti saat ini,banyak warga yang bermain layang-layang, tiupan angin yang kencang dan tidak adanya hujan membuat layang-layang bertahan cukup lama di udara. Para peserta lomba menghias layang-layang mereka dengan aneka warna dan gambar.
Muhammad Ardi, Panitia lomba menyebut, ada sebanyak 40 peserta yang mengikuti ajang lomba kali ini berasal dari beberapa daerah di Kabupaten Pandeglang.
"Pemenang lombanya merupakan layang-layang selalu stabil dan mampu bertahan cukup lama di udara. Para pemenang akan mendapatkan hadiah uang dan hadiah menarik lainnya," ucapnya.
Sementara Dandi, salah seorang peserta lomba mengatakan, kegiatan kali ini sangat menantang, karena diikuti dari beberapa peserta yang berasal dari luar daerah.
"Biasanya bermain layang-layang menjadi hiburan bagi sendiri, namun dengan adanya perlombaan layang-layang ini menjadi hiburan bagi banyak orang," katanya.
Para peserta berharap event seperti ini dapat sering dilaksanakan agar para pecinta layang-layang tradisional yakni layangan peteng dapat bernostalgia dengan hasil karya mereka sendiri.
Editor : Iskandar Nasution