get app
inews
Aa Read Next : Intip Ranking FIFA Uzbekistan & Arab Saudi, Penentu Lawan Indonesia Semifinal Piala Asia U-23 2024

Deretan Aturan Baru Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman yang Bikin Melongo

Jum'at, 27 Januari 2023 | 23:32 WIB
header img
Deretan Aturan Baru di Arab Saudi yang membuat melongo. Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman (foto instagram)

JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Arab Saudi menampilkan wajah baru yang lebih terbuka bila dibandingkan dengan beberapa tahun belakangan. Wajah baru terlihat di Arab Saudi, khususnya ibu kota Riyadh. Kota itu, dilaporkan The National, tidak lagi terbebani aturan segregasi dan praktik sosial yang ketat.

Sejak Putra Mahkota Mohammed bin Salman memimpin Saudi, ia melakukan sederet gebrakan yang membuat negara ini menuju moderat dan modernisasi.

'Pembukaan' Riyadh dan penghapusan sejumlah aturan fisik dan sosial memang telah mengubah kehidupan sehari-hari warga secara signifikan. 

Visi  Pangeran MbS pada tahun 2016 yang memperkenalkan sejumlah proyek dan inisiatif transformasional untuk mendorong kemajuan negara.

Berikut ini adalah deretan aturan Pangeran MbS  yang  mengubah wajah negara yang selama ini dikenal sebagai Negara Islam terkemuka di dunia. 

Perempuan tampil tanpa Abaya dan cadar 

Ibu kota Arab Saudi, Riyadh punya wajah baru yang berbeda dari biasanya.  Banyak perempuan tampil tanpa baju gamis atau abaya. Mereka juga membuka cadarnya!

Kebanyakan wanita memang tetap memakai hijab. Namun yang lain, ada yang memilih untuk tidak menutupi rambut mereka. Kebanyakan perempuan di sana memakai jilbab biasa dengan berbalut pakaian kekinian. Pemandangan itu semakin jelas di tengah ingar-bingar warga beberapa hari sebelum tahun baru 2023.

Padahal sebelumnya, Saudi menerapkan aturan ketat dengan mewajibkan mengenakan abaya dan kerudung serta pemisahan jenis kelamin yang mencolok.

Antrian tanpa sekat laki-laki/perempuan

Percampuran antara laki-laki dan perempuan menjadi lebih umum dan polisi agama tidak terlihat.

Di Bandara Internasional King Khalid Riyadh misalnya, pria dan wanita mengantri di jalur yang sama di bea cukai. Mayoritas wanita pun tak bercadar dan beberapa tak memakai Abaya, pakaian tradisional panjang yang biasa dipakai wanita di kawasan Teluk dan sempat wajib di Arab Saudi.

"Mengunjungi Arab Saudi secara keseluruhan adalah pengalaman yang berbeda pada tahun 2008 dibandingkan saat ini, dengan aturan ketat mengenakan abaya dan kerudung serta pemisahan jenis kelamin yang mencolok," kata seorang turis Mesir yang mengunjungi keluarga besarnya di Jeddah, Samia seperti dikutip dari CNBC.

Izinkan perempuan bekerja 

Pemerintah Saudi telah menerbitkan aturan pekerja yang disebut Nitaqat. Kebijakan itu mengharuskan perusahaan-perusahaan Saudi dan mengisi tenaga kerja mereka dengan warga lokal hingga level tertentu, termasuk perempuan.

"Sepuluh tahun yang lalu, sebagian besar tempat kerja didominasi laki-laki," kata salah satu pendiri dan kepala eksekutif Marefa Digital, sebuah platform pembelajaran yang mengadakan lokakarya dan sesi pelatihan, Khaled Alturki. 

Beberapa kebijakan lainnya antara lain melonggarkan aturan bagi perempuan, mulai dari boleh bepergian sendiri tanpa mahram, tinggal sendiri, hingga bisa bekerja di ruang publik. Sekarang, perempuan lebih terlibat di tempat kerja. 

Izinkan berbikini di pantai 

Arab Saudi menunjukkan perubahan yang makin mengejutkan, termasuk buat turis asing. 

Arab Saudi mengizinkan bikini di Pantai Pure Beach sejak 2021. Pantai privat yang terletak di King Abdullah Economic City, sekitar 125 kilometer dari kota internasional Jeddah.

Pantai itu memiliki taman terapung yang membentuk tulisan "Arab Saudi" dalam bahasa Inggris saat dilihat dari atas. Untuk masuk ke pantai itu, wisatawan harus mengeluarkan kocek 300 riyal Arab Saudi atau sekitar Rp 1,1 juta. Mereka bisa menikmati musik dan tarian, serta bermain air.

Tak hanya turis asing, warga juga bisa pelesiran di pantai itu. Salah satu warga Arab Saudi, Asma (32), menghabiskan waktu satu hari di pantai tersebut bersama pacarnya. Dia bahkan bisa berdansa dengan pasangannya di atas pasir putih di tepi Laut Merah, diiringi dentuman musik dari pengeras suara.

Pembukaan kasino

Setelah membuka pantai bikini, Arab Saudi juga tengah menyiapkan kawasan kasino di sekitar Laut Merah. Kasino itu nantinya berada di Pulau Tiran dan Sanafir. Selain kasino, rencananya juga dibangun hotel-hotel mewah. Pulau Tiran dan Sanafir sebelumnya dimiliki Mesir, barulah kemudian pada 2016 beralih ke Arab Saudi.

Dikutip dari Globes, Arab Saudi bakal membangun jembatan yang menghubungkan kedua pulau itu dengan Mesir. Terobosan lain yang dibuat adalah Saudi mengizinkan wisatawan asal Israel untuk memasuki pulau itu.

Sumber juga mengatakan bahwa pembukaan Pulau Tiran dan Sanafir untuk turis Israel menunjukkan keinginan Arab Saudi untuk meningkatkan langkah-langkah untuk lebih dekat dengan Israel. Semua rencana itu diwujudkan secara bertahap dan dengan cara yang tidak memiliki signifikansi politik jangka panjang.

Arab Saudi memang melonggarkan aturan norma dan budaya yang ketat, demi menggenjot pariwisata dan kunjungan pelancong asing.

Arab Saudi izinkan konser musik
 
Berbagai konser dan pertunjukkan digelar di Arab Saudi seperti Riyadh Season yang merupakan festival hiburan dan budaya seluruh kota selama lima bulan yang menarik penduduk dan turis ke ibu kota. 

Festival ini dipusatkan di Boulevard Riyadh, sebuah distrik rekreasi seluas 900.000 meter persegi.

Sepanjang 2021, Riyadh Season diisi debgan 7.500 acara yang mencakup segala hal mulai dari musik dan seni hingga acara makanan dan olahraga. 

Sedangkan pada 2022, ada 8.500 kegiatan termasuk kembang api setiap hari, 150 konser, delapan pertunjukan internasional, 17 drama berbahasa Arab, 108 pengalaman interaktif dan 252 restoran.

Para pengunjung dibebaskan untuk kalangan pria dan wanita. Seperti terlihat selama festival musik MDLBEAST Soundstorm 2022 di Banban di pinggiran utara ibu kota Arab Saudi, Riyadh, Kamis (1/12/2022) tampak para penonton wanita tanpa hijab menggunakan telepon untuk berswafoto. Meski demikian, rupanya banyak penonton perempuan takut jadi korban pelecehan.

Gencar  restorasi warisan budaya dan bangun infrastruktur

Dilaporkan media yang sama, investasi pemerintah Arab Saudi, dalam restorasi warisan budaya dan infrastruktur kota meningkat lebih dari dua kali lipat sejak peluncuran Visi 2030. Perubahan ini terutama terlihat di Riyadh.

Untuk itu, pemerintah kota dilaporkan menginvestasikan US$23 miliar selama delapan tahun ke depan untuk memaksimalkan perluasan. Riyadh Metro, proyek transportasi baru senilai US$22,5 miliar, juga dibangun dengan 85 stasiun dan enam jalur.

Itulah beberapa aturan di Arab Saudi yang membuat melongo. Hal ini sebagaimana visi 2030  Pangeran MbS  sebagai  kerangka strategi dan misi Arab Saudi dalam mengurangi ketergantungan negara terhadap minyak sebagai sumber utama pendapatan nasional untuk membiayai anggaran belanja pembangunan.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Berita iNews Pandeglang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut