get app
inews
Aa Text
Read Next : Proses Evakuasi Lumba-Lumba yang Sakit Berlangsung Dramatis

Sempat Dievakuasi, Lumba-Lumba Terdampar Akhirnya Mati, Penyebab Masih Misterius

Jum'at, 20 Januari 2023 | 19:54 WIB
header img
Sempat Dievakuasi, Lumba-Lumba Terdampar Akhirnya Mati, Penyebab Masih Masih Misterius. Foto iNews/Ujang Suryana

PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Petugas dari Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang akhirnya mengevakuasi satu ekor Lumba-Lumba jenis hidung botol yang diduga ada gangguan kesehatan sehingga terdampar di Pantai Karoeng, Desa Margagiri, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, Banten, Kamis (19/1/2023).

Namun  setelah berupaya dievakuasi ke Kantor LPSPL Serang mamalia laut tersebut sempat berenang beberapa saat dan pada Jumat malam dinyatakan jantungnya sudah tidak berdetak. Meski demikian penyebab kematian belum diketahui masih misterius.

"Kemarin tim respon cepat kami memutuskan untuk dipindahkan ke LPSPL Serang karena beberapa pertimbangan antara lain salah satunya adalah kerumunan masyarakat setempat yang memang tidak kondusif, ikan tersebut juga akan lebih stress (sehingga) kami bawa dengan prosedur menggunakan mobil pick up, tandu segala macem sesuai SOP, kemudian kami rilis di kantor LPSPL Serang dalam upaya rehabilitasi" ujar Pitro, Petugas dari Dinas LPSPL Serang, Jumat, (20/1/2023).

Pitro menjelaskan, untuk kondisi jika pulih dan kembali ke laut dengan sehat itu dalam kondisi lumba-lumba yang seperti kemarin kritis itu memang kata dia sangat sulit karna memang kondisi lumba-lumbanya sudah lemah.

"Jadi rehabilitasi ini bukan untuk penyembuhan kemudian kita rilis lagi ke laut, tapi kita lihat perkembangannya untuk ditentukan tindak lanjutnya apakah nanti pengobatan, apakah nanti kita rehabilitasi di dala perairan terkontrol belum diputuskan. Jadi kita hanya memindahkan dari kerumunan ke lokasi yang lebih kondusif," jelasnya.

"Setelah kita bawa dan rilis  lumba-lumba sempet berenang aktif sekali, namun berenangnya tidak berarah. Jadi memang kemarin dinyatakan kondisi yang sangat kritis," sambungnya.

Fitro menuturkan pihaknya menunggu  dan kemudian jam 18.10 WIB dinyatakan mati dengan ciri-ciri jantung tidak berdetak kemudian juga uji fisik tidak ada perlawanan pergerakan, sudah rigor mortis (kaku). Kemudian setelah itu dilakukan Nekropsi (bedah hewan) pengambilan sampel organ-organ di dalam tubuhnya antara lain pankreas, hati, lambung kemudian jaringan kulit, lemak, daging.

Kemudian terlihat  ada luka yang diduga infeksi dan sudah  diambil sampelnya, selsnjutnya  sampel dibawa oleh tim dokter hewan dari BPKIL Serang untuk dilakukan uji laboratorium lebih lanjut. 

"Setelah sampel diambil dan diuji lab nanti kita tahu apakah ada infeksi di hati atau infeksi di pencernaan, penyakit dalamnya nanti tahu di sana, atau karena keracunan industri itu akan ketahuan setelah uji lab. Setelah dilakukan Nekropsi sesuai SOP kita dilakukan penguburan, karena kalo tidak dilakukan penguburan yang kita tahu ini kan mamalia ya? mamaila kan darahnya darah merah, penyakit mereka juga bisa menular ke kita, makanya dilakukan penguburan di pantai LPSPL Serang," tutur Pitro.

"Bobotnya kita gak nimbang, cuma kemaren diestimasikan 100kg, menetapkan itu pun kita perlu diskusi sama tim, panjangnya juga ralat bukan 190cm, panjang totalnya 168cm," katanya lagi.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut