JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Tidak hanya dikenal akan keindahannya alamnya dan beragam macam suku dan budaya, Indonesia ternyata juga dikenal dengan kepintaran ilmuwan-ilmuwannya. Bahkan, beberapa jurnal atau karya ilmiah mereka diakui dunia.
Para ilmuwan Indonesia juga rutin melakukan penelitian dan menuangkannya ke dalam jurnal internasional agar bisa diakses oleh masyarakat di seluruh dunia. Berikut adalah 5 ilmuwan Tanah Air yang jurnal maupun karya ilmiahnya diakui dunia.
Berikut ini Karya Ilmiah Orang Indonesia yang Diakui Dunia
1. Dr Muhammad Nurhuda
Orang Indonesia selanjutnya adalah Muhammad Nurhuda. Ia merupakan lulusan Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1989. Peneliti yang kini menjadi pengajar di Universitas Brawijaya itu menemukan kompor biomassa ramah lingkungan dan tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Ia juga mengembangkan kompor tersebut dari tahun 2008 hingga 2011. Berbagai jurnal ilmiahnya sudah diunggah dan diakui secara internasional. Contohnya adalah ‘Ultrafine particle filter design for motorcycle emission exhaust system: A high voltage electrostatic-based system’ yang tercatat diunggah di International Journal of GEOMATE pada tahun 2020.
Pada tahun yang sama, Nurhuda juga menulis jurnal dengan judul ‘Intensifying of selective nitrogen plasma species using rectangular hollow cathode in 2 MHz RF-DC plasma’. Jurnal tersebut dipublikasikan di Romanian Journal of Physics nomor 502.
2. Prof Dr Ir Sedyatmo Sedyatmo
merupakan seorang ilmuwan Indonesia yang menemukan sistem pondasi konstruksi cakar ayam pada tahun 1961. Ia kemudian memperkenalkan penemuannya itu secara masif setahun setelahnya, baik dalam skala nasional maupun internasional.
Pondasi cakar ayam disusun dari plat beton dengan tulang tipis yang dipasang secara vertikal dan dijadikan satu secara monolit dengan plat beton. Karya Sedyatmo ini biasa diaplikasikan sebagai solusi pondasi di lahan yang lunak.
Melansir laman Institut Teknologi PLN, pondasi cakar ayam telah mendapatkan pengakuan paten dari 11 negara di dunia, yakni Indonesia, Inggris, Jerman Barat, Jerman Timur, Belgia, Italia, Kanada, Amerika Serikat, Denmark, Prancis, dan Belanda.
3. Dr Yogi Ahmad Erlangga
Alumni Teknik Penerbangan ITB tahun 1993, Yogi Ahmad Erlangga juga tercatat memiliki karya yang diakui dunia. Yogi berhasil memecahkan persamaan Helmholtz dengan menggunakan metode Ekuasi Helmholtz yang ia teliti dalam disertasinya. Risetnya itu mampu menjadikan proses data seismik dalam survei cadangan minyak bumi menjadi 100 kali lebih cepat.
Selain itu, penelitian yang ia lakukan pada 2005 itu juga dapat digunakan oleh perusahaan minyak karena kecepatannya. Jurnal penelitian tersebut diterbitkan dengan judul ‘A robust and efficient iterative method for the numerical solution of the Helmholtz equation’ dan bisa diakses di Google Scholar. Berkat hal itu, Yogi mendapat penghargaan dari Achmad Bakrie X dan Freedom Institute pada 2012.
4. Dr Ir Tjokorda Raka Sukawati
Tjokorda Raka Sukawati dikenal sebagai ilmuwan asal Ubud, Bali yang menciptakan karya konstruksi sosrobahu di tahun 1970-an. Penemuan ini juga dikenal dengan nama Landasan Putar Bebas Hambatan atau LPBH.
Teknik konstruksi sosrobahu diakui dunia dan sudah diterapkan dalam proyek pembangunan jalan layang di Indonesia maupun luar negeri. Sementara itu, Sosrobahu hadir sebagai jawaban atas sulitnya pembangunan jalan tol di atas lahan yang ramai.
5. Dr Johny Setiawan
Johny Setiawan merupakan astronom dan ilmuwan Indonesia lulusan Universitas Albert-Ludwigs, Jerman yang menemukan banyak planet baru. Melansir Sindonews, beberapa planet yang Johny temukan bernama HD 70573 b, HD 47536 b, HD 11977 b, TW Hydrae b, dan HD 110014 b. Lulusan doktor termuda di Universitas Albert-Ludwigs itu juga telah banyak menghasilkan jurnal-jurnal berskala internasional dan dapat diakses di laman Research Gate. Contohnya adalah jurnal bertajuk ‘Emission activity of the Be Star 28 CMa: entering a new cycle?’ yang ia tulis bersama para pengamat dan peneliti dari European Southern Observatory (ESO), S. Stefl dan Dietrich Baade.
6. Dr Warsito Purwo Taruno
Pada tahun 2004, ilmuwan Indonesia yang juga pemilik badan riset CTECH Labs, Warsito Taruno, menemukan sebuah alat yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi kanker terutama untuk kanker otak dan payudara.
Melansir Okezone, karya yang diciptakan Warsito adalah berupa rompi dan helm dengan teknologi ECVT atau electrical capacitive volume technology. Jika ditelusuri dari Google Scholar, Warsito sudah banyak menulis jurnal dan karya lain secara internasional.
Tidak sendiri, ia kerap berkolaborasi dengan ilmuwan-ilmuwan dari negara lain, seperti dalam jurnal ‘Electrical capacitance volume tomography’ di tahun 2007. Jurnal tersebut ia tulis bersama para peneliti Ohio State University, Qussai Marashdeh dan Liang-Shih Fan, serta diterbitkan oleh IEEE Sensors Journal.
Editor : Iskandar Nasution