SUMBA TIMUR, iNewsPandeglang.id – Pengibaran Sang Merah Putih dalam momentum Dirgahayu Kemerdekaan RI lazim dilangsungkan di seluruh pelosok negeri oleh anak – anak bangsa. Namun sebuah hal yang luar biasa jika yang mengibarkannya adalah kaum disabilitas. Di Kabupaten Sumba Timur, ratusan kaum disabilitas bersatu, mengikuti upacara pengibaran bendera, juga menyatakan sikap mereka yang bermuara pada harapan, mereka diberikan ruang untuk berekspresi dan juga dipenuhinya hak mereka sesuai amanat konstitusi.
Pengibaran sang merah putih memperingati detik – detik proklamasi HUT kemerdekaan dilaksanakan ratusan kaum disabilitas yang didominasi anak dan remaja, di pantai Luanda Lima, Desa Kuta, Kecamatan Kanatang, Sumba Timur, Kamis (18/8/2022) pagi hingga siang lalu. Perangkat upacara seperti pemimpin upacara, pembaca teks proklamasi hingga penggerek bendera dilaksanakan sendiri oleh anak – anak disabiltas.
Anak dan remaja disabilitas laksanakan upacara bendera HUT kemerdekaan RI ke - 77 di Pantai Luanda Lima, Sumba Timur (Foto : Dion. Umbu Ana Lodu)
Disaksikan saat itu, upacara pengibaran bendera berlangsung khidmad dan penuh keharuan. Sang merah putih dinaikan menantang angin pantai oleh tiga anak remaja perempuan dari Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kanatang. Ketiganya masing – masing Marta Ata Mila, Marta Lebe serta Maria Padji Jera, merupakan disabilitas tuna rungu wicara.
Usai upacara, kepada iNewsSumba.id, ketiganya didampingi Elimelekh Lay, penyandang tuna daksa yang juga merupakan siswa SLBN yang bertindak sebagai pemimpin upacara, menyatakan suka citanya.
“Senang bisa ambil bagian dalam upacara bendera ini. Kami berempat tunjukan bahwa kami bisa juga menunjukan rasa cinta kami pada bangsa,” tandasnya ditimpali senyum suka cita ketiga siswi yang mendampinginya.
Ninu Rambu Wasak Lodang, inisiator kegiatan ini selepas upacara menegaskan amanat konstitusi sejatinya kontradiktif dengan situasi sekarang. Dimana sebut ketua Yayasan Wali Ati (Yasalti) itu, hinggga kini masih ada stigma negatif bagi difabel, sehingga tidak mudah untuk mendapatkan hak - haknya sesuai dengan kebijakan yang ada.
“Mereka ini juga anak – anak bangsa sama dengan anak lainnnya yang tidak alami disabilitas. Suka cita kemerdekaan yang ditandai dengan pengibaran bendera dengan cara mereka seperti tadi ini juga hak mereka,” tandas Ninu Rambu.
Lebih lanjut Ninu Rambu mengatakan, kaum disabilitas di hari itu juga berekreasi bersama, juga dilanjutkan dengan edukasi tentang Hak Kesehatan Seksual Reproduksi serta penanaman pemahaman pada anak dan remaja disabilitas tentang Anatomi Tubuh. Juga cara menjaga bagian tubuh yang vital, yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain.
“Untuk Diskusi ini Fasilitator menyediakan Boneka yang jadi replikas orang dewasa dan anak-anak juga celemek untuk mengenali alat reproduksinya, “ timpalnya.
Dalam acara ini juga ada pernyataan sikap dan penandatanganan komitmen terkait hak anak dan kaum disabilitas dan kewajiban negara untuk memenuhinya. Sejumlah pihak mulai dari perwakilan orang tua, kalangan pendidikan, LSM, media massa, komunitas serta perwakilan pemerintah membubuhkan tanda tangan bukti dukungannya.
Editor : Iskandar Nasution