get app
inews
Aa Text
Read Next : Judi Online Merajalela, Kominfo Blokir 5,9 Juta Konten Negatif dalam Enam Bulan

Tak Bisa Bunuh Tentara Myanmar, Warga Lawan dengan Main Game Online

Senin, 25 Juli 2022 | 22:08 WIB
header img
Warga Myanmar menumpahkan dendam kepada tentara junta dengan bermain game online War of Heroes. (Foto: Reuters)

YANGON, iNewsPandeglang.id - Sebagian warga Myanmar masih menyimpan dendam yang besar terhadap tentara junta yang menggulingkan kepemimpinan Aung San Suu Kyi. Mereka juga dendam kepada tentara karena telah membunuh ribuan warga sipil sejak kudeta pada 1 Februari 2021.

Seorang pensiunan guru, Sein Lin, termasuk salah satu warga yang kini keranjingan bermain game online War of Heroes. Padahal sebelumnya pria 72 tahun itu tak mengenal game online mobile sama sekali. Game War of Heroes juga baru dimainkannya sejak sebulan terakhir setelah mengetahuinya di Facebook. Sejak dirilis pada Maret, War of Heroes sudah diunduh lebih dari 390.000 kali.

Bagi Lin, membunuh tentara Myanmar secara virtual merupakan bentuk partisipasi untuk melawan militer negara itu yang kejam. Selain itu para pengguna tergerak untuk memainkan game ini karena pihak developer berjanji akan menyumbang keuntungan untuk membiayai pejuang sipil Myanmar serta membantu mereka yang telantar akibat perang saudara.

"Meskipun saya tidak bisa memerangi tentara yang secara brutal telah membunuh warga sipil, membunuh mereka dalam game juga memuaskan. Dengan satu atau lain cara, bermain game sampai saya mati akan membantu revolusi," kata Lin, dikutip dari The New York Times.

Rakyat Myanmar yang menentang rezim hasil kudeta melarikan diri ke hutan kemudian membentuk Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF). Kekuatan PDF saat ini diperkirakan lebih dari 60.000 orang di bawah kepemimpinan pemerintahan bayangan, Pemerintahan Persatuan Nasional.

Pejuang-pejuang lainnya juga membentuk kelompok serupa di perkotaan untuk melakukan perlawanan gerilya.

War of Heroes dikembangkan tiga orang kelahiran Myanmar yang meninggalkan negara itu sebelum kudeta. Salah seorang developer, Ko Toot, mengatakan termotivasi untuk membuat game itu setelah rekan-rekannya yang bergelut di bidang teknologi ditangkapi.

Versi berbayar dari game ini dirilis pada pertengahan Juni. Dalam beberapa hari, War of Heroes masuk dalam daftar 10 game teratas di App Store Amerika Serikat, Australia, dan Singapura.

"Orang Myanmar di seluruh dunia mengunduhnya," kata Toot.

Games mengharuskan penggunanya menjalankan misi berperang dan membunuh tentara Myanmar. Mereka yang berhasil menjalankan misi akan naik peringkat sehingga permainan menjadi lebih sulit.

Pada level lebih tinggi, gamer menghadapi lawan berat yakni warga sipil yang menjadi mata-mata militer serta selebriti pengkhianat yang mendukung kudeta dan pemimpin kudeta.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut