TEHERAN, iNewsPandeglang.id - Situasi di Timur Tengah makin memanas setelah Amerika Serikat menggempur tiga fasilitas nuklir utama milik Iran. Salah satunya adalah Fordow, lokasi yang disebut sebagai salah satu pusat pengayaan uranium paling rahasia di dunia.
Dilansir dari The Guardian, Fordow tersembunyi di bawah gunung dekat Kota Qom, dan dilindungi ketat dengan sistem anti-serangan udara. Fasilitas ini dibangun untuk tahan dari serangan udara biasa. Namun, AS dikabarkan menggunakan bom penghancur bunker super canggih dari pesawat siluman B-2 untuk mencapai target sedalam hampir 90 meter di bawah tanah.
Uranium Hampir Jadi Senjata
Laporan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengungkap bahwa Iran telah memperkaya uranium hingga level 83,7 persen. Angka ini sangat dekat dengan ambang batas 90 persen, tingkat yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.
Selain Fordow, dua fasilitas lain yang jadi sasaran adalah Natanz dan Isfahan. Natanz diketahui berada sekitar tiga lantai di bawah tanah dan pernah diserang dalam gelombang serangan sebelumnya. Sementara itu, fasilitas Isfahan, yang telah beroperasi sejak 1984, jadi pusat riset teknologi nuklir Iran dengan melibatkan sekitar 3.000 ilmuwan.
Trump: “Iran Harus Pilih, Damai atau Dihancurkan!”
Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa ini baru permulaan. Dalam pidatonya Sabtu malam (21/6/2025), Trump menegaskan Iran harus segera berdamai terutama dengan Israel atau siap menerima serangan lanjutan yang jauh lebih besar.
“Iran, si pembuat onar di Timur Tengah, kini harus memilih jalan damai. Kalau tidak, serangan berikutnya akan lebih besar dan lebih mudah dilakukan,” tegas Trump.
Dunia Tegang, Perang Bisa Meluas
Serangan ini membuat dunia internasional menahan napas. Banyak pihak khawatir, bentrokan terbuka antara Iran dan negara-negara Barat bisa menyulut konflik global yang lebih besar, termasuk gangguan pasokan minyak dunia dan potensi bencana nuklir.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait