NEW DELHI, iNewsPandeglang.id - Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memanas, khususnya di wilayah Kashmir yang sejak lama jadi rebutan. Rabu kemarin, kedua negara saling serang di perbatasan. India mengklaim sudah menyerang sembilan wilayah Pakistan, sementara Islamabad membalas dengan menghantam wilayah Kashmir yang dikuasai India. Puluhan orang dilaporkan tewas di kedua sisi.
Pemicunya adalah serangan terhadap wisatawan Hindu pada 22 April lalu di Kashmir. India menuding Pakistan berada di balik serangan tersebut, tapi Pakistan membantah keras.
Yang membuat dunia waspada, konflik ini bisa berubah jadi perang nuklir. Kedua negara punya persenjataan nuklir yang cukup besar dan sejarah panjang dalam mengembangkan senjata tersebut.
India Mulai Lebih Dulu
India mulai mengembangkan program nuklirnya sejak akhir 1950-an dengan dukungan dari Amerika Serikat dan Kanada. Awalnya, tujuan program ini disebut-sebut untuk damai. Tapi, diam-diam India memproses bahan nuklirnya untuk keperluan militer. Pada tahun 1974, India menggelar uji coba nuklir pertamanya yang dinamai "Buddha Tersenyum." Meski disebut sebagai uji damai, banyak yang menilai itu sebenarnya adalah uji senjata nuklir.
Sejak itu, India terus mengembangkan senjatanya, termasuk bom termonuklir, dan kembali melakukan uji coba besar-besaran pada 1998. Saat ini, India diyakini memiliki sekitar 172 hulu ledak nuklir.
Pakistan Menyusul Setelahnya
Pakistan mulai serius mengembangkan senjata nuklir setelah kalah dari India dalam perang tahun 1971. Seorang ilmuwan bernama AQ Khan memainkan peran penting. Ia membawa informasi penting soal teknologi pengayaan uranium dari Eropa dan memimpin pengembangan senjata nuklir di negaranya.
Pakistan berhasil membuat hulu ledak nuklir pada 1986, dan mengujinya pada 1998, hanya beberapa minggu setelah India. Sekarang, Pakistan diperkirakan punya sekitar 170 hulu ledak nuklir.
Kedua negara ini memiliki sejarah panjang saling curiga dan bersaing dalam kekuatan militer. Dengan situasi terbaru yang semakin panas, dunia khawatir konflik ini bisa berkembang menjadi bencana besar jika senjata nuklir benar-benar digunakan.
Artikel ini diperbaharui dari sumber ini
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait