JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Nama Dono Warkop DKI pasti tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu pelawak legendaris, almarhum Dono dikenal luas berkat karya-karyanya di dunia hiburan. Namun, meski tumbuh dalam keluarga yang identik dengan dunia komedi, putra keduanya, Damar Canggih Wicaksono, memilih jalur yang sangat berbeda.
Ia kini dikenal sebagai seorang ahli nuklir yang sukses di kancah internasional, khususnya di Swiss. Pilihan Damar untuk menekuni bidang nuklir mungkin terdengar jauh berbeda dari dunia hiburan yang mengelilingi keluarganya.
Namun, kisah perjalanan hidupnya membuktikan bahwa semangat untuk berprestasi dan berkarya dalam dunia akademik mengalir dalam darah keluarga Warkop. Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat perjalanan Damar, mulai dari pendidikan hingga kariernya yang kini menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
Dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (4/2/2025), Damar memulai perjalanan akademiknya dengan kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan teknik nuklir. Lulus dengan predikat cum laude pada tahun 2009, Damar kemudian melanjutkan studi S2 di École polytechnique fédérale de Lausanne (EPFL) di Swiss pada tahun 2010.
Di sini, ia mendalami teknik nuklir lebih dalam dan lulus pada tahun 2012. Tidak berhenti sampai di situ, Damar melanjutkan pendidikan S3 di universitas yang sama dan berhasil meraih gelar doktor pada tahun 2018.
Keberhasilan akademik Damar tak hanya mencerminkan ketekunan dan semangatnya dalam belajar, tetapi juga menunjukkan bagaimana semangat untuk mencapai yang terbaik sudah mengalir dalam darah keluarga Warkop. Walaupun ayahnya dikenal sebagai pelawak, Dono juga memiliki latar belakang pendidikan yang kuat.
Dono pernah mengajar di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia, menunjukkan bahwa keluarga Warkop memang menghargai pendidikan.
Setelah meraih gelar doktor, Damar memulai karier profesionalnya di dunia nuklir. Ia pernah bekerja sebagai Safety Analyst Intern di Leibstadt Power Plant pada tahun 2011, serta magang di Paul Scherrer Institut.
Selain itu, Damar juga menjadi Doctoral Assistant di Laboratory for Reactor Physics and System Behavior di Swiss pada 2017. Hingga kini, ia menjabat sebagai peneliti Postdoctoral Researcher di Helmholtz Zentrum di Dresden, Jerman.
Selama perjalanan kariernya, Damar berhasil meraih berbagai penghargaan, termasuk Best Paper Award dan Best Student Paper Award pada tahun 2014 di Paul Scherrer Institut. Pada 2015, ia juga menerima prestasi dari American Nuclear Society. Damar terus membuktikan bahwa ia bukan hanya seorang ilmuwan, tetapi juga seseorang yang memberikan kontribusi besar bagi dunia ilmu pengetahuan.
Kini, Damar Canggih Wicaksono menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa dunia akademik juga dapat melahirkan bintang-bintang yang bersinar terang.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait