PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id – Puluhan warga di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, setiap hari mengais batubara yang tumpah dari kapal tongkang di Pulau Popole. Tanpa alat pelindung diri (APD), mereka rela memulung batubara langsung dengan tangan kosong demi upah Rp5.000 per karung.
Batubara ini berasal dari kapal tongkang milik PT Trans Logistik Perkasa yang kandas beberapa bulan lalu akibat gelombang tinggi. Ribuan ton batubara tumpah ke laut, mencemari lingkungan di sekitar Pulau Popole.
Warga yang kebanyakan dari keluarga kurang mampu terpaksa mengabaikan bahaya kesehatan karena kebutuhan ekonomi. Dokter Puskesmas Labuan, dr. Akbar Mulky, menyebut aktivitas ini sangat berisiko. “Batubara mengandung bahan berbahaya seperti arsenik, kromium, timbal, dan merkuri yang dapat merusak paru-paru dan fungsi tubuh lainnya dalam jangka panjang,” ujarnya, Selasa (7/1/2025).
Meskipun sudah ada peringatan dari pihak Puskesmas, warga tetap nekat memulung karena pihak perusahaan tidak menyediakan APD untuk mereka. “Kami hanya dibayar Rp5.000 per karung. Kalau tidak begini, bagaimana kami bisa makan?” ujar salah satu pemulung yang tidak mau disebutkan namanya.
Kesyahbandaran Pelabuhan Labuan juga menyoroti tindakan PT Trans Logistik Perkasa yang mempekerjakan warga tanpa tenaga ahli dan perlengkapan keselamatan.
Nopriantoni, dari Kesyahbandaran Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Labuan, menjelaskan, “Kami sudah meminta perusahaan segera mengevakuasi batubara. Tapi mereka malah meminta warga membersihkannya tanpa APD. Ini sangat berbahaya," katanya.
Ia juga mengingatkan warga untuk tidak mengambil batubara yang tenggelam di laut karena gelombang tinggi dapat mengancam nyawa mereka.
Selain membahayakan kesehatan warga, tumpahan batubara ini juga mencemari lingkungan laut di sekitar Labuan. Limbah batubara yang mengandung bahan kimia berbahaya berpotensi merusak ekosistem dan kehidupan biota laut di wilayah tersebut.
Hingga kini, pihak PT Trans Logistik Perkasa belum memberikan keterangan resmi terkait masalah ini. Sementara itu, warga tetap melanjutkan aktivitas memulung demi memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Editor : Iskandar Nasution