TEPI BARAT, iNewsPandeglang.id - Hasil Pilpres Amerika 2024 yang memenangkan Donald Trump memicu reaksi beragam di seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah. Para pemimpin dan pengamat politik di Palestina melihat kemenangan ini sebagai tantangan baru yang dapat mengubah dinamika konflik berkepanjangan dengan Israel.
Meskipun ada harapan bahwa Presiden Amerika terpilih Trump dapat memperketat tekanan terhadap Israel, para analis memperingatkan bahwa hasil ini juga membawa risiko besar bagi perjuangan Palestina menuju kemerdekaan.
Menurut Mustafa Barghouti, Sekjen Palestinian National Initiative, yang diwawancarai oleh Al Jazeera pada Rabu, (6/11/2024), kemenangan Donald Trump Menang Pemilu Amerika 2024 bisa menjadi ujian berat bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Berbeda dengan pemimpin AS sebelumnya yang sering mendukung Netanyahu, Trump dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang keras, yang mungkin menekan Israel untuk menahan kebijakan agresifnya di wilayah Palestina.
Trump dan Tantangan Taktis bagi Netanyahu
Barghouti menyebut bahwa pendekatan Trump yang lebih tegas dapat mempersulit Netanyahu dalam merancang kebijakan di Tepi Barat. Jika Trump memberi instruksi untuk menghentikan konflik, Netanyahu mungkin menghadapi tekanan kuat yang memaksanya untuk menghentikan langkah militernya.
“Kita mungkin menyaksikan perubahan dalam cara Netanyahu bertindak. Jika Trump menginstruksikan penghentian perang, maka ia harus menghentikannya,” ujar Barghouti, menegaskan bahwa Donald Trump Menang Pilpres Amerika 2024 menghadirkan tantangan tersendiri bagi Netanyahu.
Namun, Barghouti juga mengingatkan bahwa meskipun ada sisi taktis yang terlihat menguntungkan Palestina, pemerintahan Trump juga membawa ancaman strategis yang tak kalah serius.
Ancaman bagi Palestina: Pencaplokan dan Pembersihan Etnis
Di sisi lain, ancaman besar mengintai Palestina di bawah pengaruh kelompok garis keras di kubu Trump yang cenderung mendukung tindakan ekstrem Israel. Beberapa tokoh di sekitar Trump diyakini memiliki rencana untuk memperluas pencaplokan wilayah Palestina yang diduduki Israel, semakin menyulitkan harapan mencapai solusi damai dua negara.
“Ada dorongan kuat dari pendukung Trump untuk membantu Netanyahu melancarkan rencana aneksasi wilayah Tepi Barat, yang akan memusnahkan harapan perdamaian atau solusi dua negara,” jelas Barghouti.
Selain ancaman aneksasi, ada kekhawatiran serius tentang kemungkinan berlanjutnya tindakan kekerasan terhadap warga Palestina di Gaza. Barghouti mengingatkan bahwa beberapa tokoh dalam kubu Trump sepenuhnya mendukung kebijakan keras pemerintah sayap kanan di Israel, yang sering mendapat kritik internasional.
Reaksi Presiden Mahmoud Abbas: Sikap Realistis di Tengah Situasi Sulit
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang memiliki sejarah hubungan sulit dengan Trump, menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Trump kali ini. Abbas menegaskan komitmennya untuk bekerja sama demi mewujudkan perdamaian di Timur Tengah, meskipun masa lalu mencatat kebijakan Trump yang sangat berpihak pada Israel, termasuk pengakuan sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017 dan pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem setahun kemudian.
Kemenangan Donald Trump dalam Pilpres Amerika 2024 membawa tantangan besar bagi Palestina dan Timur Tengah. Keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintahan AS di bawah kepemimpinannya akan menentukan arah masa depan konflik ini, dengan risiko dan harapan yang saling bersaing. Kini, Palestina harus bersiap menghadapi perubahan besar yang dapat memperburuk atau malah membuka peluang baru bagi perjuangan mereka.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait