BEIJING, iNewsPandeglang.id - Kejadian di mana seorang murid di China melaporkan gurunya ke polisi karena stres dengan pelajaran tambahan menciptakan perhatian terhadap tekanan akademis yang mungkin dialami oleh siswa. Banyak siswa di berbagai belahan dunia menghadapi tantangan dalam menangani ekspektasi tinggi terkait prestasi akademis.
Momen ketika murid tersebut berbicara dengan air mata di matanya di kantor polisi menunjukkan betapa mendalamnya dampak tekanan akademis dan ekspektasi dari pelajaran tambahan serta orang tua terhadap kesejahteraan mental siswa. Beban tersebut bisa menciptakan tekanan yang berat pada siswa, memengaruhi keseimbangan kehidupan dan kesehatan mental mereka.
Peristiwa di mana seorang murid melaporkan gurunya ke polisi dan rekaman CCTV-nya menjadi viral di media sosial. Hal ini informasi menarik perhatian masyarakat.
Informasi bahwa video tersebut dibagikan oleh Jiupai News di akun Weibo dan kejadian tersebut terjadi di kantor polisi Xiangyang, Provinsi Hubei, bulan lalu menunjukkan bagaimana berita dan peristiwa dapat dengan cepat menjadi viral melalui platform media sosial. Weibo adalah salah satu platform media sosial yang populer di China, dan informasi dapat dengan cepat menyebar melalui berbagai kanal berita dan akun-akun pengguna.
Laporan dari Jiupai News yang menyatakan bahwa anak tersebut merupakan siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang datang untuk melampiaskan tekanan terkait pelajaran sekolah, menunjukkan bahwa siswa mungkin mengalami tekanan yang signifikan dalam menghadapi tuntutan akademis.
Pernyataan dari siswa tersebut yang menyebutkan bahwa orang tua mendorong agar prestasi akademisnya meningkat dengan mengirimnya ke kelas tambahan setelah sekolah menggambarkan bagaimana ekspektasi tinggi dari orang tua dapat menciptakan tekanan tambahan pada siswa.
Keputusan bocah tersebut untuk mendatangi loket pengaduan polisi dan menyatakan bahwa dia tidak ingin mengikuti pelajaran tambahan lagi mencerminkan dampak tekanan akademis yang mungkin dialaminya.
Seorang polisi yang menerimanya kemudian bertanya, "Pekerjaan rumah di pagi hari dan pelajaran di sore hari, kamu pasti sedang stres berat ya?”
Reaksi anak tersebut yang menangis dan pemberian tisu oleh polisi untuk menyeka air matanya mencerminkan betapa mendalamnya dampak tekanan akademis pada kesejahteraan emosional siswa.
Pesan dari petugas lain yang menyatakan bahwa prestasi akademisnya sudah sangat bagus, dan orang tua hanya ingin agar dia berusaha lebih keras lagi, mencerminkan upaya untuk memberikan dorongan positif dan memotivasi siswa.
Anak laki-laki itu menjawab, dia mendapat ranking ke-8 di kelasnya dari total 25 siswa. Video kemudian memperlihatkan anak itu didampingi dua polisi duduk di sebuah meja. Salah satu polisi terlihat membantunya mengerjakan PR.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait