PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Tanggal 22 September diperingati sebagai Hari Badak Sedunia atau World Rhino Day (WRD). Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) Ardi Andono mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk melestarikan badak khususnya Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) yang populasinya kini hanya tinggal 80 ekor.
Ardi menyebut, ada lima spesies badak di dunia, dua di antaranya terdapat di Indonesia yakni Badak Jawa dan Badak Sumatera. Sementara Badak Jawa hanya satu-satunya di dunia berada di Taman Nasional Ujung Kulon.
"Baik, Selamat Hari Badak Dunia tanggal 22 September 2023. Jadi badak di dunia itu ada 5 spesies pak, dua di antaranya di Indonesia yaitu Badak Sumatera dan Badak Jawa, saat ini di Taman Nasional Ujung Kulon kita ada badak berjumlah sekitar 80 ekor," ucapnya saat ditemui di kantornya, Jumat (22/9/2023).
"Dan ini merupakan satu-satunya nya di dunia di mana yang tadinya ada di Vietnam sudah dinyatakan punah tahun 2010. Jadi yang tersisa saat ini adalah di Taman Nasional Ujung Kulon," sambungnya.
Ardi berharap, agar yang 80 ekor ini terjamin kelestariannya dan terhindar dari perburuan liar. "Harapan kita adalah bagaimana yang 80 ini tetap terjaga, terjamin kelestariannya tidak terjadi perburuan dan jumlah populasinya semakin meningkat," tuturnya.
Karena itu, pihaknya sedang menegaskan ada tigal hal yand sedang diupayakan agar kelestarian Badak Jawa di TN. Ujung kulon ini terus meningkat. " Jadi saat ini kami dari Taman Nasional Ujung Kulon, pertama mencoba untuk meningkatkan populasi di alamnya," kata Ardi.
Dikatakan Ardi, yang kedua, pihaknya juga saat ini sedang berjuang untuk melakukan perbanyakan melalui penangkaran semi alami di Javan Rhino Study Conservation of Area (JRSCA) Desa Ujungjaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang
Ardi berujar, BTNUK menjadikan semenanjung kawasan untuk dilakukan proteksi penuh. Orang luar tidak diperkenankan masuk ke dalam kawasan tersebut.
"Kemudian yang ketiga kita saat ini juga berupaya untuk menjadikan semenanjung itu menjadi fully protektif area di mana tempat tersebut, diproteksi atau dilarang orang masuk ke dalamnya," tegasnya
"Sementara untuk di pulau, seperti Panaitan, Handeuleum masih bisa dilakukan kegiatan-kegiatan pariwisata, termasuk juga di wilayah daratan lainnya," katanya mengakhiri sesi wawancara.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait