BATAM, iNewsPandeglang.id - Puluhan warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau meluapkan kesedihan dan amarah. Mereka lelah lantaran permintaan mereka tak didengarkan.
Mereka hanya sebagian dari ratusan, bahkan mungkin ribuan warga Rempang yang menolak direlokasi imbas pembangunan Proyek Strategis Nasional Rempang Eco City. Dari 17000 hektar lahan konsesi Pulau Rempang warga hanya meminta 10 persen saja lahan, untuk dijadikan tempat tinggal baru di Rempang.
Warga menolak direlokasi ke Pulau Galang karena menyulitkan pekerjaan mereka sebagai nelayan lantaran arus di sekitar Pulau Galang ombaknya besar dan tidak ada ikan.
"Kalau saya orang Medan, mungkin saya udah balik Medan tapi saya orang sini. Mau lari kemana saya karena aparat sudah seperti sales bawa rumah brosur rumah goib yang kami tidak tahu di mana rumah kami," ucap Fatimah salah seorang warga Rempang seperti dalam tayangan RCTI, Kamis (21/9/2023)
Warga lainnya Nenek Sadiyah memohon agar tempat tinggalnya jangan digusur "Janganlah rumah kami digusur pak, tengok anak cucu kami ini," ucap lansia ini sambil menangis.
Mendekati tenggat waktu yang diberikan untuk relokasi warga berharap permintaan
sederhana mereka dipenuhi. Bukankah pembangunan berkelanjutan seharusnya bisa berdampingan dengan warga dan budaya sekitar sebagai wujud kearifan lokal.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait