PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Ratusan hektare lahan petani padi sawah tadah hujan di Desa Bojen, Kecamatan Sobang, Pandeglang, Banten kekeringan dampak dari musim kemarau panjang. Akibatnya, ratusan hektare padi milik petani terancam gagal panen.
Apalagi pada kenyataanya, sawah tadah hujan di mana sistem perairannya sangat bergantung pada hujan. Dengan kondisi kemarau panjan, dampak el nino membuat para petani was-was dan terancam merugi.
Petani pun khawatir karena hujan tak kunjung datang. Sementara, tempat yang jadi pasokan air di hulu sudah tidak lagi mengalir sebagaimana biasanya. Mereka biasanya setahun 2 kali panen, namun sejak 3 tahun ini mencoba 3 kali, tapi sayangnya tahun ini terjadi kemarau yang panjang.
"Jadi petani sudah 20 tahun lebih, cuaca gak bisa ditebak tahun kemarin meski ada kemarau kan masih ada turun hujan 3 tahun yang lalu, perkiraan petani kan masih bisa tanam, ternyata yang ke 4 tahun ini kekeringannya lama gak ada hujan. Jadi dampaknya seperti ini padinya gak mungkin normal pasti gagal panen," ucap Wawan salah seorang petani di lokasi tersebut saat ditemui, Rabu (23/8/2023).
Wawan mengaku lahan miliknya saja yang sudah ditanami padi sekitar satu hektare. Dia pun mengaku pasrah tentu sudah banyak mengeluarkan biaya jutaan terutama pupuk. "Paling ya pasrah aja dengan kondisi ini karena faktor cuaca. Untuk tahun depan lihat kondisi ya pak ditanam lagi atau tidak," tuturnya.
Sementara Handoyo Ketua Gapoktan menjelaskan bahwa di Desa Bojen yang utamanya sawah tadah hujan sebab irigasi kurang memadai. Luas seluruhnya di wilayah Bojen kata dia, 562 hektare dari 14 kelompok tani selama 3 tahun bagus terus, namun tahun ini dampak el nino kemungkinan gagal panen.
"Sudah saya sampaikan kepada para pengurus kelompok tani di Desa Bojen tolonglah ikut asuransi, bahwa pemerintah sekarang sudah ada asuransi untuk pertanian padi sawah untuk hadapi segala kemungkinan misal gagal panen sepwrti ini bisa dibantu pemerintah," katanya.
Handoyo menuturkan, biasanya petani 2 kali tanam, tapi sejak 3 tahun lalu karena cuaca mengijinkan maka masa tanam 3 kali. Namun tahun ini ternyata kemarau sangat panjang.
"Kalau 140 hektare kemungkinan ada lah yang terancam gagal panen karena kekeringan dari beberapa kelompok untuk MT 3 ini. Sudah saya sampaikan ke pemerintah cuma ya kondisi faktor alam gimana lagi, irigasi juga gak jalan sudah kering," ungkapnya.
Handoyo berharap kepada para petani dengan kondisi seperti ini harus jadi pelajaran penting untuk bisa ikut asuransi pertanian yang tidak begitu besar pembayarannya agar ada ganti rugi jika terjadi gagal panen.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait