CILEGON, iNewsPandeglang.id - Kendati sebagai sentra penganan emping Melinjo, tak sedikit warga masyarakat terutama kaum ibu-ibu di Kampung Ciriu Pabuaran, Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon yang bekerja sebagai perajin emping Melinjo adalah sebagai buruh harian. Mereka berpenghasilan rendah hanya mendapat upah Rp5 ribu per liter.
Dalam sehari produksinya hanya mendapat 10 liter saja. Sebab, masih mempertahankan pembuatan secara tradisional. Seperti diketahui, kampung tersebut sudah lama dikenal sebagai sentral penghasil Emping Melinjo.
Proses Pembuatan Emping Melinjo di Kampung Ciriu Pabuaran, Cilegon dengan cara tradisional. Foto iNews/Iskandar Nasution
Setiap hari kaum ibu-ibu di tempat ini selalu beraktivitas membuat Buah Melinjo menjadi penganan emping, meski lelah seharian mengolah melinjo, penghasilan warga hanya berkisar Rp25 ribu saja. Tiap pukul 08.00 WIB hingga waktu Ashar di kampung tersebut terdengar suara riuh warga membuat emping.
Pembuatan emping Melinjo di Kampung Ciriu Pabuaran ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, bahkan para pengrajin pun sudah dijalankan beberapa generasi penerusnya.
Maryati (41) salah seorang pembuat emping Melinjo mengatakan bahwa dalam pembuatan emping Melinjo tersebut dia mempertahankan cara tradisional seperti proses pemipihan masih menggunakan batu tumbukan.
Dituturkannya, melinjo tersebut digetok satu persatu dengan batu hingga akhirnya bisa ditimbang, membutuhkan waktu satu hari mengolah hingga jadi emping. Namun demikian penghasilan hanya berkisar Rp25 ribu. " Sehari dapat Rp50 ribu tapi dibagi dua sama rekan Pak," ucapnya saat ditemui belum lama ini.
Menurut Maryati, dirinya terpaksa bekerja seperti ini lantaran sang suami sudah di PHK daru tempatnya bekerja.
Sementara Uto Suharto, Lurah Samangraya usai melihat ke lokasi pembuatan mengaku jika pengrajin emping Melinjo di Ciriu Pabuaran butuh bantuan permodalan dari instansi terkait. :Sehingga nantinya para perajin bisa eksis dan bisa mendongkrak perekonomian keluarganya," tuturnya.
Meski menggunakan alat yang sangat sederhana, para pembuat emping Melinjo di tempat ini mengaku bersyukur dari hasil kuli upahan membuat emping melinjo mereka bisa membantu ekonomi keluarga.
Warga berharap ada bantuan permodalan dari pemerintah sehingga ke depannya tidak menjadi kuli upahan, tetapi menjadi perajin emping Melinjo dan mampu menjual emping kemasan lebih menarik lagi.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait