Mengenal Tahap-tahap Keterampilan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini

Martin Bagya Kertiyasa
Mengenal Tahap-tahap Keterampilan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini (Foto: Ilustrasi)

JAKARTA, iNewsPandeglang.id- Ketika baru lahir, otak si Kecil belum cukup berkembang untuk mengendalikan gerakan tangan dan jari. Perkembangan ini berlangsung seiring berjalannya waktu. Secara umum, perkembangan pada anak dimulai dari kepala, dan kemudian secara bertahap berlanjut ke bagian otot lain dalam tubuh. 

Keterampilan motorik anak dibagi menjadi dua, yaitu motorik halus dan kasar. Perkembangan motorik halus dimulai sejak usia dini, sementara kemampuan motorik kasar melibatkan kekuatan otot-otot besar tubuh, misalnya merangkak, berjalan, duduk, berlari, menendang, memanjat, dan sebagainya.

Kemampuan motorik halus pun berkaitan dengan keseimbangan otot-otot kecil serta koordinasi mata dan tangan. Agar perkembangan si kecil terpantau dan berjalan baik, Mama dan Papa perlu memahami gangguan motorik halus yang mesti dihindari

Setiap anak punya kemampuan yang berbeda dalam mencapai tahapan perkembangan motorik, terutama motorik halus. Namun, tak jarang ada keterlambatan maupun gangguan dalam perkembangannya.

Keterampilan motorik halus perlu dilatih sedari dini. Karena, secara tidak langsung perkembangan motorik halus berhubungan dengan perilaku manusia, emosi, dan masalah sosial. Dengan menstimulasi motorik halus sedari dini, anak-anak bisa lebih mampu belajar berinteraksi dengan orang lain dan proaktif, kreatif, serta memiliki rasa empati.

Di sisi lain, manfaat motorik halus bagi anak-anak adalah membantu meningkatkan kognitif dengan melatih otot kecil dan koordinasi antara tangan dengan mata. Dengan begitu, si kecil bisa secara mandiri melakukan aktivitas sehari-hari.

Mengenai perkembangan motorik halus anak, rentang waktu harus diperhatikan. Di bawah ini keterampilan motorik halus yang normalnya dapat dicapai oleh anak sesuai usianya, seperti dilansir dari KlikDokter:

1. Usia 4 Bulan

Mampu bermain dengan tangan, memasukkan jari ke mulut, atau menggenggam mainan.

2. Usia 6 Bulan

Memindahkan satu objek dari satu tangan ke tangan yang lain, atau menggenggam objek kecil dengan empat jari (raking grasp).

3. Usia 9 Bulan

Mampu menirukan tepuk tangan, mengambil objek kecil dengan tiga jari, memainkan tangannya sendiri, atau meremas benda dengan kepalan tangan.

4. Usia 12 Bulan

Mampu mengambil objek di dalam cangkir, menjepit (pincer grasp), mampu memegang krayon, mulai bisa makan sendiri dengan finger food, dan mulai menunjukkan preferensi tangan dominan.

5. Usia 15 Bulan

Mampu mencoret-coret atau menirukan membuang sampah botol.

6. Usia 18 Bulan

Mampu membuat menara dengan balok empat tingkat.

7. Usia 2 Tahun

Mampu meniru membuat lingkaran dan garis horizontal.

8. Usia 3 Tahun

Mampu menggunting kertas dengan gunting khusus anak atau memasukkan manik-manik ke tali.

9. Usia 4 Tahun

Mampu mengikat tali, menulis nama sendiri, menggambar persegi, atau menggunakan penjepit untuk memindahkan sesuatu.

Orangtua perlu memperhatikan dengan saksama perkembangan motorik halus anak agar tetap optimal. Bila memang terlihat ada keterlambatan, anak bisa segera dibawa ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Terdapat beberapa tanda yang bisa muncul apabila si kecil mengalami gangguan motorik halus, di antaranya:

1. Ceroboh

Umumnya, anak akan tampak ceroboh (clumsy) akibat tidak mampu menggenggam barang dengan baik karena kurang baiknya koordinasi antara mata dan tangan.

2. Lebih Menyenangi Aktivitas Fisik

Anak yang mengalami gangguan motorik halus biasanya lebih menyukai aktivitas fisik seperti bermain, ketimbang menggambar atau menyusun balok.

3. Keterlambatan Bicara

Gangguan ini juga bisa terjadi karena berbicara melibatkan pergerakan mulut, bibir, dan lidah.

Bila merasa anak mengalami gangguan motorik halus, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk memastikannya. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan berdasarkan usia anak. Sebab, mungkin saja yang dialami anak adalah keterlambatan, bukan suatu gangguan serius.

Gangguan motorik halus yang dialami anak dapat membaik apabila anak dibiasakan untuk berlatih. Selain latihan, ada pula terapi lainnya seperti terapi wicara. Apabila gangguan motorik halus disebabkan oleh suatu kelainan tertentu seperti gangguan saraf, tak jarang penanganannya melibatkan dokter spesialis saraf.

untuk mencegah masalah keterlambatan motorik halus tidak makin parah, pastikan kedua orangtua ikut andil dalam perkembangan motorik halus anak. Semakin sering Mama dan Papa memberikan stimulasi, kemampuan motorik halus anak akan semakin terasah.

 

Editor : Iskandar Nasution

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network