Mengenal Tari Maengket Suku Minahasa, Tarian Ungkapan Rasa Syukur

Donald Karouw
Tari Maengket (Foto: Ist)

MINAHASA, iNewsPandeglang.id - Tari Maengket merupakan salah satu tarian tradisional suku Minahasa, Sulawesi Utara. Tarian Maengket dalam sejarahnya dilakukan saat panen hasil pertanian dengan gerakan-gerakan sederhana sebagai bentuk ucapan rasa syukur.

Saat ini tarian Maengket telah berkembang, teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan keasliannya. Bahkan kini tari Maengket menjadi salah satu bentuk promosi di sektor pariwisata. 


(Foto: Pariwisata Indonesia)

Kata maengket terdiri dari kata dasar engket dan berawalan ma. Kata ma berarti sedang melaksanakan dan engket artinya mengangkat tumit naik turun sesuai lagu. Yang dimaksud dengan Maengket yakni suatu tarian tradisi Minahasa yang dilakukan kelompok menyanyi sambil menari bahkan saling berpegangan tangan. Tarian maengket dipimpin seorang kapel yang akan mengangkat suara/lagu pertama (tumutuur) serta tambur sebagai alat pengiringnya.

Arti lain maengket berasal dari kata engket yang artinya pasang, nyalakan, buka jalan, kaitkan dan sebagainya. Apabila dilekatkan awalan ma- sebagai pembentuk kata kerja, dapat diartikan sebagai kegiatan tarian. Kegiatan dimaksud berkaitan upacara dengan tujuan menerangi, membuka jalan dan mempersatukan masyarakat pendukungnya. Hal ini dilakukan dalam situasi kegiatan panen padi (maowey/makamberu), selamatan rumah baru (marambak) dan pergaulan muda mudi (lalaya’an).
 

Tari Maengket biasanya ditampilkan 20 sampai 30 orang yang terdiri atas laki-laki dan perempuan  yang dibentuk berpasangan. Lalu satu orang perempuan bertindak sebagai pemandu.
 

Pakaian tari maengket biasanya  berwarna cerah seperti merah, merah jambu, biru, kuning, hijau dan putih. Para penari prianya akan memakai ikat kepala berwarna merah. Tarian ini begitu dinamis, energik dan relatif lebih bebas dari aturan. Maengket terdiri atas 3 babak yaitu Maowey Kamberu, Marambak dan Lalayaan :

1. Maengket Makamberu

Maowey Kamberu yakni suatu tarian yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas hasil pertanian, terutama tanaman padi yang berlipat ganda. Tarian maengket maowey kamberu atau owey kamberu merupakan gambaran dari keluhan akan rasa lelah menanam padi yang kemudian menghasilkan kesenangan saat menuai padi.

2. Maengket Rumamba/Marambak

Marambak yakni tarian dengan semangat kegotong-royongan, rakyat Minahasa Bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut “rumambak” atau menguji kekuatan rumah baru dan semua masyarakat kampong diundang dalam pengucapan syukur.

3. Maengket Lelaya'an

Lalayaan yakni tari yang melambangkan bagaimana pemuda-pemudi Minahasa pada zaman dahulu akan mencari jodoh mereka. Tari ini juga disebut tarian pergaulan muda-mudi zaman dahulu kala di Minahasa. Dalam ritual, Maengket sendiri terbagi atas dua bagian yaitu Sumempung yang dimaksudkan untuk mengundang roh Dewa-dewi dan memuji Si Empung (Tuhan) dan Mangalei yang dimaksudkan untuk meminta berkat dari dewa-dewi.

 

Editor : Iskandar Nasution

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network