BANGKOK, iNewsPandeglang.id - Tragedi berdarah pembunuhan sadis terhadap puluhan anak di pusat penitipan anak di Uthai Sawan, Distrik Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu, Thailand yang diduga dilakukan polisi pecatan menyisakan pilu. Selain membunuh puluhan anak ternyata pelaku juga membantai seorang guru yang sedang hamil 8 bulan.
Aksi brutal pelaku dalam video di media sosial memperlihatkan jenazah anak-anak ditutupi bergelimpangan penuh darah. Dari jumlah korban sedikitnya 37 orang yang tewas 13 adalah dewasa dan 24 di antaranya anak-anak umur 2 hingga 5 tahun dibantai saat mereka tertidur.
Sebagaimana diketahui pelaku yang tak lain pecatan polisi tersandung kasus narkoba. Tak hanya itu, mantan polisi tersebut juga membunuh istri dan anak kandungnya sebelum pelaku tewas mengakhiri hidup menembak dirinya sendiri dengan pistol.
Pejabat kepolisian distrik setempat, Chakkraphat Wichitvaidya menyatakan bahwa pelaku juga membawa pisau saat beraksi.
Ketika insiden berdarah itu ada sekitar 30 anak di tempat penitipan anak tersebut. Beruntung jumlah itu lebih sedikit daripada biasanya karena hujan lebat.
"Pelaku datang sekitar waktu makan siang dan menembak empat atau lima petugas di penitipan anak terlebih dulu," kata pejabat lainnya, Jidapa Boonsom, dikutip dari Reuters.
Pelaku kemudian mendobrak ruangan yang dikunci saat anak-anak sedang tidur. Mereka dibunuh dengan pisau. Di antara korban tewas, kata dia ada seorang guru yang sedang hamil 8 bulan.
Adapun motif pembunuhan ini belum bisa dipastikan karena masih dalam proses penyelidikan.
Sementara itu menurut laporan AJ+ dalam akun twitternya @ajplus bahwa jumlah korban tewas akibat penembakan massal di sebuah pusat penitipan anak di Thailand naik menjadi sedikitnya 38 orang, kata polisi, termasuk 23 anak-anak. Korban masih berusia 2 tahun.
Ini setidaknya merupakan serangan penembakan brutal tragedi berdarah ketiga yang dilakukan oleh tentara atau mantan tentara atau polisi dalam setahun terakhir.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait