JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan ada keinginan pemerintah untuk menjadikan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
"Ada keinginan ingin menjadikan BSI itu sahamnya negara sehingga dia menjadi perusahaan yang semacam himbara begitu," ujar Wapres usai meresmikan Menara Syariah di PIK 2, Selasa (23/8/2022).
Wapres melihat mayoritas penduduk Indonesia yang muslim menjadi potensi yang besar sebetulnya untuk menggarap sektor keuangan syariah yang saat ini tengah dikembangkan.
Adapun saat ini pemerintah terus melakukan kajian untuk menjadikan BSI sebagai BUMN.
"Kan BSI itu sekarang sahamnya itu bank-bank himbara. Jadi dia masih belum menjadi sahamnya negara, nah ini memang sedang dalam proses pengkajian," sambung Wapres.
Menurut hal tersebut juga memperkuat posisi BSI yang nantinya jika menjadi BUMN bakal menjadi bank syariah yang terbesar di dunia, bahkan menurut Wapres masuk dalam kategori 10 terbesar bank syariah di dunia.
"Mudah-mudahan dengan demikian maka memang diharapkan BSI menjadi bank yang disamping besar di dunia sekarang ini sudah menjadi kalau bank-bank syariah kira-kira 10 besar supaya akan lebih besar lagi ketika saham pemerintah secara resmi masuk di dalam BSI," kata Wapres.
Pada kesempatannya, Wapres juga mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk Muslim yang mencapai lebih dari 80% dari populasi 280 juta jiwa, memiliki potensi sebagai pangsa pasar yang sangat besar dan bisa berperan optimal dalam pengembangan produk dan jasa berbasis ekonomi syariah secara global.
Data menunjukkan bahwa hingga September 2021, besaran aset keuangan syariah Indonesia baru mencapai Rp624,4 triliun (USD43,6 miliar), aset di IKNB yang meliputi Asuransi (jiwa dan umum), Pembiayaan dan lainnya mencapai Rp117 triliun (USD8,1 miliar), Sukuk dan Reksadana sebesar Rp1.159,8 triliun (USD80,95 miliar).
Selanjutnya aset perbankan dan IKNB, aset syariah juga ada di Pasar Modal syariah yang kapitalisasi pasarnya mencapai Rp4.315,5 triliun dari 480 emiten atau 61,4% dari jumlah total saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait