JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Kegiatan manusia kini tida ak bisa terlepas dari penggunaan WiFi. Tetapi, kecanggihan perangkat itu masih terhalang oleh jarak yang membuat penggunaannya cukup terbatas di area tertentu saja.
Namun, baru-baru ini para peneliti di Universitas Teknologi Wina dan Universitas Rennes di Austria telah menemukan solusi menarik terkait WiFi yang kekencangannya selama ini cukup dipengaruhi oleh pembatas seperti tembok.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan solusi yang dapat membantu sinyal WiFi dari jaringan nirkabel lokal agar lebih efektif menembus dinding dan meningkatkan jangkauan. Kecanggihan ini disebut-sebut serupa dengan anti-lapisan reflektif pada kacamata.
Saat ini, bagi yang ingin meningkatkan sinyal nirkabel (WiFi) dari router broadband rumah, maka biasanya melakukan sejumlah pendekatan, seperti memposisikan router Anda (atau antenanya) di lokasi terbaik dan memasang repeater sinyal tambahan (mesh jaringan) atau perangkat perluasan.
Langkah lain yang bisa dilakukan, yakni dengan menyambungkan perangkat WLAN dengan frekuensi 2.4GHz yang lebih rendah, sehingga memberikan kecepatan yang lebih lambat tetapi jangkauannya lebih baik daripada frekuensi yang lebih tinggi seperti 5GHz atau 6GHz.
Kedua langkah tersebut, dinilai bisa memperluas jangkauan area WiFi, tetapi kecepatan internet yang didapatkan jauh lebih lemah karena harus menembus dinding.
Karena itu, biasanya untuk mendapatkan kecepatan internet yang terbaik hanya bisa dilakukan saat Anda duduk lebih dekat ke router.
Banyak yang beranggapan, dinding merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kuat atau lemahnya jaringan WiFi.
Dengan kata lain, ketebalan suatu dinding memang berpengaruh terhadap kekuatan sinyal WiFi yang diterima suatu perangkat. Semakin tebal dinding, maka semakin kecil juga kekuatan sinyal WiFi yang bisa menembusnya.
Gelombang elektromagnetik yang mengenai permukaan dinding akan melihat sebagian sinyalnya melewati (pembiasan), sementara bagian lain akan dipantulkan dan bit terakhir akhirnya diserap.
Solusi mengatasi dinding sebagai masalah WiFi
Menurut tim ilmuwan, yang telah mempublikasikan hasil mereka di jurnal Nature, solusi untuk masalah ini adalah dengan menjadikan dinding sebagai media untuk tetap bisa menembuskan sinyal internet.
Salah satunya dengn menempatkan “media pelengkap” yang disesuaikan di depan dinding. Gagasan ini pada dasarnya menambahkan kedua media yang dianggap sebagai hambatan tersebut.
Meskipun metode ini terdengar mustahil, media pelengkap yang diletakkan di depan dinding tersebut dinilai bisa membuat sinyal internet mencapai "transmisi yang hampir sempurna" ketika melewati dinding.
Kesulitannya adalah bahwa media pelengkap yang ditambahkan di depan dinding sebagai jalur gelombang harus dirancang dengan hati-hati.
Pasalnya, struktur media pelengkap itu harus sesuai dengan pola pantulan gelombang yang sama dengan dinding, yaitu menghitung secara akurat bentuk yang tepat dari lapisan anti-reflektif.
Dengan demikian, tim peneliti mengembangkan alat inovatif untuk menghitung media penghalang tambahan, yang memungkinkan untuk memperoleh hasil yang cepat terlepas dari kompleksitas dua dimensi dari hambatan tambahan.
Teknik baru ini dikatakan luar biasa karena tidak memerlukan pengetahuan sebelumnya tentang struktur internal penghalang (dinding).
Anda hanya perlu memindai pantulan gelombang di permukaannya. Hasil ini berlaku untuk semua jenis gelombang dan seluruh rentang frekuensi: dari gelombang radio hingga cahaya tampak, dari gelombang seismik hingga gelombang suara.
Kendati demikian, menerapkan semua ini di rumah terdengar seolah-olah itu bisa sangat rumit (bagaimana Anda membuat penghalang tambahan untuk dinding?). Dan ada masalah lain.
Pada tahap ini, eksperimen hanya meniru rintangan dalam dua dimensi, untuk gelombang yang menyebar di sepanjang permukaan (pandu gelombang).
Meski begitu, penemuan ini dinilai menawarkan banyak perspektif di bidang telekomunikasi, dan transfer energi.
Editor : Iskandar Nasution